Class

Kamis, 16 Juli 2015

Masih Disini...


Setelah kelulusan itu, aku memulai hidup baruku tanpa dia.
Aku melanjutkan study ku disini, sangat jauh dengannya. Aku tak merasakan kehilangannya karna aku tau dia tak pernah pergi.
Hampir dua semester terlewati tak pernah ku dengar kabar tentangnya, aku pun tak pernah mencoba untuk menghubunginya.
Dan ku rasa aku berhasil melupakan ambisiku untuk memilikinya.
Sampai suatu hari aku mendapatkan undangan pernikahan yang tak lain dari kakanya. Disitu aku berfikir, mungkin ini waktunya aku bisa kembali bertemu dengannya.
Dan dihari itu tiba, aku menghadiri pesta itu. Aku mencoba mencarinya tetapi tak terlihat sedikitpun senyum dari sosok yang slalu aku rindukan.
Aku tau takkan ada lagi cerita yang terlukis tentang kita, semuanya memang telah berakhir.
Namun, tiada ku duga malam harinya dia mencoba menghubungiku,  dia menanyakan kehadiranku disana, dia berucap maaf seolah menyesali tak adanya pertemuan itu. Aku tak mengerti, apa arti dari sikapnya itu tapi aku hanya berfikir itu hal yang wajar.
Kembali aku melanjutkan aktivitasku dengan segudang tugas sebagai seorang mahasiswa.
Melewati hari-hariku dengan hidup baruku, menikmati kisah baru bersama orang yang berbeda, orang yang mampu meluluhkan ku dari kesendirianku.
Di sela-sela aktivitasku, Seketika ku dengar handphone ku berbunyi  tertera panggilan masuk dengan nomer tanpa nama. Sayangnya aku tak sempat mengangkatnya, perlahan ku mengingat nomer itu. Teringat akan nomer miliknya, tetapi ku rasa tidak mungkin. Tapi aku mencoba meyakinkannya, ku lihat buku telpon dan ternyata benar namanya ada didalam daftar.
Aku mencoba mengirim pesan singkat, bertanya tujuannya menghubungiku tadi.
Jauh dari fikiranku ternyata dia menghubungiku kembali, tak bisa di pungkiri aku sangat senang bisa mendengar suaranya, tutur lembutnya yang mencoba mengetahui keadaanku, dan kehidupanku saat ini.
Tanpa ku fikir ulang akupun terhanyut dalam percakapan yang singkat itu. Masih sulit untuk aku percaya dia mengkhawatirkan keadaanku, perhatian kecil yang aku nantikan sejak dulu.
Sejak saat itulah dia sering menghubungiku untuk sekedar memastikan aku baik-baik saja.
Perlahan aku mulai menyadari, aku kembali terjebak dalam ruang lama. Dimana dulu aku teramat memujanya, dengan segala kekurangannya, dengan apatisnya yang tak pernah bisa membuat ku jera untuk selalu mendambanya.
Hari demi hari aku terus berfikir apa arti dari semua sikap dia akhir-akhir ini ? Mengapa dia kembali hadir disaat aku telah membuka kisah baru bersama orang lain?
Mengapa kau kembali membuka ruang yang telah aku kunci ? Menumbuhkan rasa yang telah lama mati ? Membongkar semua kenangan yang telah terkubur dalam.
Tapi aku sadar kau kembali bukan untuk merangkulku, bukan untuk membawa ku ke dalam kisah yang slalu aku mimpikan, tetapi kau kembali hanya untuk menghapuskan luka lama, menghapus cerita menjelaskan ending dari akhir cerita kita dan meninggalkan kisah yang akan selalu menjadi Misteri.