Class

Senin, 14 November 2016

Pelangi dari Putih Abu (Teman Hidup)


Banyak orang bilang masa terindah itu ialah masa putih abu, dimana awal beberapa orang mulai  mengenal cinta. Dimana setiap orang melewati proses pendewasaan, mengenal lingkungan jauh dan jauh dari biasanya. Dimana setiap orang belajar menemukan jati dirinya, mengembangkan bakatnya, mengejar mimpinya, dan tak banyak orang yang membuang semua waktunya untuk mencari kesenangan pribadi.
Persahabatan ? Indah ? Mungkin iya, ketika Kita menemukan seorang Sahabat yang tepat. Sahabat ? Teman? Best Friend? Apapun itu istilahnya, intinya sama orang yang slalu ada disisi Kita dalam kondisi apapun. Tempat dimana Kita bisa berbagi dan memberi.
Sahabat itu orang yang rela malu, rela bertingkah konyol hanya untuk membuat Sahabatnya tertawa. Sahabat itu orang yang berani berteriak ketika Kita salah, bukan sebaliknya membenarkan apa yang disalahkan. Sahabat itu orang yang rela berbagi waktu, materi, maupun perhatiannya. Sahabat itu orang pertama yang tertawa dengan keras ketika Kita terjatuh, dan orang terakhir yang Kita datangi ketika tiada lagi orang yang bisa Kau temui.
Sahabat itu Keluarga.
Disinilah Aku menemukannya, tak hanya sebatas seorang Sahabat melainkan sebuah Keluarga Kedua dari putih abu. Tak hanya itu, Aku pun menemukan seseorang yang mampu membuatku terpaku dalam diam. Aku menemukan seorang Sahabat yang lebih dari teman hidup, teman  berbagi tentang apapun yang aku lalui dalam tangis Ia turut menangis, dalam tawa Ia turut tertawa, dalam bahagia Ia turut berbahagia. Teman dimana tempat Aku mengadukan keluh kesah ku, tempat dimana Aku bersandar dalam lelahku, dimana tak ada lagi yang mampu mendengar dan berbicara untukku dalam baik dan khilafku. Teman yang selalu meluangkan setiap waktunya ketika Aku membutuhkannya, sekalipun dalam sibuknya, yang mau mengulurkan tangannya tat kala Aku terjatuh dalam kegelapan. Teman yang tak sungkan untuk berbagi berbagai hal, layaknya keluarga berbagi kasih sayang, perhatian, waktu maupun materi. Prinsip persahabatan Kita apapun itu yang mana yang ada, kita tak pernah saling mengandalkan ataupun membebankan satu sama lainnya, melainkan menyeimbangkan dengan keadaan, Kita selalu kompak bersama-sama melakukan apapun.
Kerjasama, saling menghargai, saling mengerti itu yang Aku dapatkan. Ia yang sabar mau menerima segala kekurangan sahabatnya sekalipun keburukannya. Aku yang selalu dengan keras mengingatkan kesalahannya, Aku yang selalu berbicara dengan bawelku, Aku yang selalu dengan polos bertingkah maupun berlaku di depannya, Aku yang terkadang terhanyut dengan ego ku. Banyak kata yang hanya terucap seketika tanpa memikirkan perasaannya, namun Ia memahami tujuanku dan caraku mengungkapkan rasa sayangku terhadapnya. Ia tak pernah sekalipun mengeluh atas sikapku, Ia menerima teguranku dan mau mengikuti saranku, sekalipun aku selalu mengembalikan semua keputusan terhadapnya.
Waktu yang di lewati bersama di masa SMA hanya terhitung dua tahun lamanya, terlalu banyak kenangan yang tertinggal di bangku terakhir di sudut kelas itu. Terasa singkat waktu terlewati begitu saja, tak butuh waktu lama di awal pertemuan Kita sampai pada kehangatan layaknya keluarga yang Kita bilang itu persahabatan. Dan tak hanya seorang sahabat yang Aku temui tapi sebuah keluarga dalam ruang kelas yang bernamakan Ipa 3 yang Kita satukan dalam nama ‘Movi3s’ yang artinya Motivation in Eleven Sains Three. Dimana persahabatan Kita dalam sebuah keluarga berawal dari tingkat 2 di jenjang SMA di konsentrasi yang sama di IPA, dan Kita bersatu sebagai energi, motivasi, Kita ada dan bersama untuk saling mendukung, saling mengimbangi, saling bergotong-royong, walau pun tak di pungkiri perbedaan itu ada. Kekompakan (Bully), Kebersamaan (Ramsasa), Cinta(Amora), 3 kata yang Kita dapat dari seorang guru untuk menggambarkan keluarga Kita. Perbedaan itu yang terkadang menghadirkan warna warni di setiap harinya, perbedaan yang membuat Kita kuat menjunjung nama kelas bersama-sama, perbedaan yang membuat Kita bergenggaman tangan saling mengantarkan pada tujuan dan mimpi Kita, salah satunya lulus bersama.
Setelah hari pelulusan itu tiba, dimana masanya Kita melangkahkan kaki ke jenjang yang lebih tinggi ataupun menggapai semua mimpi yang pernah di rangkai. Akankah Kita masih berjalan beriringan ataukah Kita terhenti dipersimpangan jalan yang memisahkan tujuanmu dan tujuanku. 

Satu semester telah terlewati, dunia baru yang kini Aku pijak nyatanya tak sama dengan yang dulu Aku tempati. Kehidupan baru yang telah Aku jalani dengan status baru sebagai mahasiswa nyatanya masih harus beradaptasi. Jiwaku yang masih tertinggal dengan  kenyamanan yang dulu Aku dapati di masa putih abu. Lingkungan baru yang Aku jalani saat ini tak seindah masa SMA ku dulu, dimana Aku menemukan teman hidup yang tulus, dengan kebersamaan yang kuat. Disini semua terasa asing, dengan individualistik yang kuat, dan rasa acuh yang tak mampu mengikat satu sama lainnya.
Begitu juga dengan Ia, teman hidupku yang kini mengejar mimpinya di perguruan tinggi yang berbeda. Mungkin meraskan hal yang sama dengan yang Aku rasakan. Sekalipun Kita tidak berada di tempat yang sama setidaknya Kita masih berada di kota yang sama. Masih bisa berjeda dalam waktu, bertemu dalam rencana, dan bertegur sapa sekedar menghabiskan waktu untuk bercerita dengan segelas kopi. Kenyataannya tempat dan waktu tak mampu merubah arti persahabatan maupun memecah belahkan teman hidup yang telah terikat kenyamanan.
Jarak dan waktu kembali menyatukan kita di satu tempat yang sama, bukan lagi sebuah kelas dimana keramaian itu ada, bukan pula sebuah tempat dimana kita bisa sekedar bermain, makan ataupun bercerita, ialah sebuah tempat dimana kita bisa kembali tidur bersama, melakukan semua kegiatan bersama, tempat yang tak terbatas waktu menyatukan kebersamaan kita, layaknya rumah. Rumah kedua yang kini kita temukan, walau hanya sepetak kamar yang penuh dengan barang-barang dengan kepanasan yang selalu menghantui. Setidaknya itu tempat yang mampu membuat kehangatan kita menjadi lebih berarti. Iya, bukan teman sepermainan ataupun sekedar sahabat, kita adalah Teman Hidup.

Disela-sela masa kuliah, perlahan ingatan lama kembali membuka memory dimana semua kenyamanan di masa SMA terbuka. Aku merindukannya. Terkadang ingin rasanya untuk aku kembali ke tempat itu, tempat dimana semua perbedaan menjadi  samar dan satu. Dimana kebahagiaan sesungguhnya Aku dapati, dengan berjuta tawa yang senantiasa mewarnai hari demi hari sampai akhirnya kita berada di depan gerbang impian. Kegilaan yang selalu dilakukan setiap waktu di tengah-tengah kebersamaan itulah yang saat ini Aku rindukan. Kegilaan yang sekejap mengubah keheningan dalam sunyi menjadi hidup dan ramai, yang mampu menghilangkan semua beban tat kala siapapun terpuruk  dengan berjuta masalah, tak ada seorangpun yang akan hanya tinggal diam dan melihat, melainkan bersama merangkul dan hadapi. Dengan canda, lelucon yang setiap waktu kita dengar yang menjadi pelebur keluh kesah yang di hadapi. Ketika tangis, bungkam, penat, beban dengan tawa mereka semua hilang sekejap, tka pernah di lewati beban hidup sendiri, selalu ada ruang, kehangatan, sandaran, dimana kita mengungkapkan semua yang kita rasa, semua masalah yang dimiliki, tuk kita hadapi bersama.
Sebuah keluarga kedua terbaik dan terindah yang ku temukan dimana, kebersamaan, kekompakan, cinta, kedamaian yang sesungguhnya menjadi nyata ditengah perbedaan. Kesatuan prinsip dan sebuah pondasi yang kuat untuk tetap bersatu dalam keluarga yang membuat semua hal yang kita lewati menjadi lebih berarti. Dan hari itulah yang saat ini aku rindukan, dimana semua berkumpul dalam satu ruang, tempat dimana kita bersama menghabiskan waktu, mengerjar cita, hingga akhirnya kita menemukan sebuah keluarga yang sempurna. Dimana ada cerita, cinta, problema kehidupan, tangis, tawa, gelisah, bimbang, bahagia, terpuruk, kesedihan, beban, kesulitan, kegagalan, sakit, sukses, persaingan, masalah, hiburan dan semua warna-warni kehidupan, semua itu yang membuat hidup ini menjadi lebih berwarna dan tak lagi ku dapatkan di dunia yang saat ini kita arungi di jalan masing-masing dengan tujuan yang berbeda.
Aku merindukannya, ketika keterpurukan menghampiriku dengan cinta dan kehangatan kalian merangkulku, menguatkan ku, memberikan sebuah solusi untuk aku mampu keluar dari keterpurukan itu. Seketika kalian hadir dan menghapus kesedihan yang ku rasakan, pelukan yang menguatkan, serta senyum dan tawa yang selalu membuka awal kebahagiaan baru.
Aku menantikannya, dimana nanti kita bersatu kembali dengan semua cita-cita yang telah terwujud, mengingat semua perjalanan kita bersama, beban yang kita lewati bersama, dan hasil akhir berupa bayaran atas perjuangan kita. Dan tetaplah satu, sekalipun kini jarak memisahkan kita dan keadaan yang menghalangi kita. Simpan semua cerita perjalanan indah yang kita lewati dimasa putih abu, dan kenanglah selalu saat dimana kita mampu meraih kesuksesan bersama, sekalipun harus gagal dahulu.
  
@Sahabat sejati tak lengkang oleh waktu, dimanapun kita berada selalu ada cerita dan kenangan.
@Saat kita menggenggam mimpi, satu tujuan, satu langkah, satu semangat, dengan sebuah kekuatan prinsip. (Amora, Bully, Ramsasa).
@Moment kebersamaan selalu tersimpan dalam memory.
@Simpan semua cerita indah, nantikan kita bisa bersatu dalam satu ruang,tetap dalam satu cinta, sebuah kisah dari putih abu...

            Perpisahan yang mengakhiri sebuah kisah nyatanya tidak benar-benar mengakhiri persahabatan kita, selalu ada satu waktu yang kita luangkan untuk kembali bersatu di satu tempat yang sama di waktu yang sama dengan anggota yang sama. Sekedar menjalin silaturahmi di detik terakhir di penghujung ramadhan, mengakhiri puasa bersama, atau sekedar travelling bersama, sekedar berbagi cerita dengan masing-masing kisah berbeda yang ditemukan di tempat baru. Moment yang wajib di lewati setiap tahunnya tak pernah aku lewatkan, sekedar untuk mengulas kenangan lama maupun luka lama. Masuk tahun ke 4 kebersamaan kita masih tetap terjaga dengan adanya perbedaan status maupun perbedaan keadaan, itu tak menghalangi kita untuk tetap menjaga persahabatan itu.
            Diantara 36 orang yang mengisi ruang itu, selain dari Ia teman hidupku, ada satu orang yang teramat berarti untuk ku. Pria yang pernah membuat aku benar-benar jatuh dalam ruang semu. Ruang yang membawa Aku terbelegu dengan rasa ku, rasa yang membawaku melewati batas garis persahabatan. Namun, aku mencoba untuk meninggalkan rasaku dengan mimpiku yang tertinggal di baris kedua ditengah kelas itu. Kisah yang Aku simpan terlalu rumit untuk di kisahkan, setidaknya Aku pernah berada disana dengan mimpiku walau tanpa genggamku. Mengakhiri rasa berakhir bersahabat.
            Aku pernah merasa kehilangan dia sebagai seorang yang berarti maupun seorang sahabat. Ketika kita memutuskan untuk kembali dalam ikatan persahabatan, seketika itu pula perpisahan nyata itu hadir. Kehilangan yang sesungguhnya benar-benar Aku rasakan, dengan sesingkat kabar yang Aku dengar tentang sakitnya, seketika Aku beranjak pergi mengunjunginya dan seketika Aku sampai dirumah ku. Seketika itu pesan singkat yang mengabari ku bahwa dia telah benar-benar pergi, kembali ke sisi Rabb-Nya. Seketika pula air mata ku mengalir deras tanpa Aku sadari, dengan kaki yang tak mampu lagi menopang tubuhku. Rasa percaya tak percaya Aku mendengar kenyataan itu, karena tak lama sebelumnya Aku baru saja melihatnya, dan ternyata itu pertemuan terakhir kita. Rasa penyesalan yang ada seakan tak habis percaya bahwa aku takkan lagi bertemu dengannya, bahwa takkan ada lagi kisah yang bisa kita jalani dengan mimpi yang pernah kita rangkai. Bahwa kenyataannya persahabatan yang menjadi akhir pilihan kita. Akhir dari semua perjalanan panjang yang pernah di lalui.
Serentak berbagi kabar dengan semua sahabat, seketika berdatangan satu per satu dan inilah waktu dan keadaan yang membuat kita kembali bersatu di tempat yang sama tanpa rencana, dan dengan kepahitan kita harus merelakan kehilangan seorang sahabat yang teramat kita sayangi. Terkadang ada waktu yang tak pernah kita duga untuk bertemu dengan sahabat. Dan ada waktu yang tak pernah kita duga untuk kehilangan seorang sahabat untuk selama-lamanya. Keadaan yang memaksa kita untuk ikhlas menjalani apapun yang terjadi, menerima kenyataan yang tak terduga, dan percaya bahwa selalu ada pelangi di balik hujan. Ada kebersamaan di satu ruang, ada keluarga di satu ikatan, dan ada keindahan di balik persahabatan. Nikmati setiap kesempatan yang ada bersama sahabat. Tetap menggenggam tangan sahabatmu, karena menemukan sahabat sejati tidaklah mudah. Dan kehilangan seorang sahabat lebih menyakitkan dibanding kehilangan teman.
Persahabatan yang abadi dimulai dari ketulusan yang abadi. Dengan menerima sejuta perbedaan karakter, sifat, materi maupun pemikiran yang sahabat kamu miliki. Menerima setiap teguran yang di berikan karena itu bukti kasih sayang seorang sahabat. Jangan mencoba melepaskan genggaman tangan sahabatmu karena pahit rasanya ketika menyadari kehilangan orang yang benar-benar menyayangi kita. Dan waktu takkan memberikan pelangi yang sama dengan orang yang berbeda. Kenyataannya pelangi itu tetap satu sekalipun di tempat yang berbeda dengan waktu yang berbeda, layaknya seorang Sahabat Sejati yang lebih dari Teman Hidup.

~ The End~

Selasa, 10 Mei 2016

Kepingan Hati Part 2


Terkadang berada di ambang batas kesabaran, terjebak ditengah rasa bosan, lelah, suntuk. Ketika semua rasa campur aduk menjadi satu dan tidak ada tempat untuk melampiaskan. Ketika itu, kita membutuhkan suasana baru atau mungkin suasana lama yang pernah hadir dalam hidupmu. Pilihannya ada pada diri masing-masing. Terkadang masih ada sisa kenangan yang tersimpan di masa lalu. Jika kita berada di kondisi yang sama dengan yang pernah kita lewati dengan orang lain, yang adanya berbeda dengan orang yang ada dihadapan kita ataupun kekasih kita saat ini.

Saat itulah kita kembali merindukan suasana lama dengan sejuta kenyamanan yang berbeda, yang saat ini berubah menjadi suasana baru yang kita inginkan dengan kenyamanan baru tentunya, tapi jangan sampai terlarut dalam suasana. Karena kenyataannya saat ini semua tlah berubah, berbeda. Tiada lagi kisah antara kamu dan dia yang ada hanya kisah antara kamu dan kekasihmu.

Pernahkah kamu merasakan kenyamanan yang kamu dapatkan dari orang lain, melebihi kekasihmu ?
Lalu berfikir untuk sejenak berpaling darinya ? Menikmati kenyamanan ditengah-tengah kisahmu ?
Sekalipun mungkin banyak yang berpendapat bahwa itu salah ? Menurutmu apakah itu benar-benar salah atau tidak ? Simpan jawabannya pada hatimu.
Ketika ada kenyamanan baru ditengah-tengah kebosanan yang hadir diantara kisahmu dengan kekasihmu. Apa yang akan kamu lakukan dengan kondisi seperti itu ?
Ketika kamu berada dalam kondisi terburukmu, sementara tidak ada kepedulian dari kekasihmu yang ada ialah Dia ? Dia yang memberikan mu kenyamanan baru.

Jika Dia yang selalu kamu cari, ketika kamu ingin berkuak dengan semua keluh kesah mu.
Jika Dia yang kamu temui, ketika kamu membutuhkan pundak untuk bersandar dan meneteskan air matamu.
Jika Dia yang menggenggam tanganmu, ketika kamu tak dapat lagi bangkit dari keterpurukanmu.
Jika Dia yang bisa mengembalikan senyummu, ketika tiada lagi yang mampu mengertimu.
Dan jika Dia yang mampu menghilangkan rasa bosan yang mengikat jiwamu.

Apakah sosok seperti itu yang lebih pantas diakui sebagai kekasih ?
Ketika  kekasihmu yang  tidak lebih baik dari seorang teman ?
Namun tetap tidak bisa di pungkiri sebesar apapun kekurangan kekasihmu, ia tetap menjadi kekasihmu. Dan itu yang harus kamu terima sejak kamu memilihnya.
Disisi lain kebebasan yang slalu kekasihmu berikan, terkadang menjadi keinginanmu dan hal yang positif untuk dirimu yang terbiasa hidup tanpa batas aturan. Namun, sewaktu-waktu kebebasan itu dapat membuat mu muak dengan tidak adanya ketakutan dalam dirinya atas ragamu.
Sebagian orang mungkin berfikir hal yang sama, merasa senang ketika diberi kebebasan tapi ada juga merasa kesal ketika merasa tidak di perhatikan dengan sejuta pertanyaan dan aturan.

Senyaman-nyamannya bersama seseorang mungkin selalu ada batas diantaranya, baik dengan orang yang kita percaya sepenuhnya maupun dengan orang yang baru kita kenal.
Pada dasarnya setiap orang memiliki cara perlakuan yang berbeda-beda. Mereka memiliki langkah masing-masing dalam memberikan kenyamanan.

Ketika sosok yang hadir di masa lalu mu lebih di kenal oleh keluargamu, apa yang akan kamu lakukan ?
Ketika kamu masih belum bisa memperkenalkannya sebagai kekasihmu yang baru ?
Ketika keadaan sulit untuk menyatukan dengan kenyataan?

Hanya karena waktu yang telah dihabiskan terlalu lama bersama dengan keluargamu.
Terlalu jauh dimana, semua perlakuannya mampu melekat diingatan kedua orangtua mu, ketika semua ucapan, dan lakunya  mampu mengikat kedua orangtua mu untuk percaya bahwa ia mampu menjagamu dengan baik. Ketika kedua orangtua-mu dan orangtua-nya telah saling mengenal sebelum kamu dan dia dipertemukan oleh takdir. Ketika secara tidak langsung orangtua mu meminta untuk kamu bertahan dengan dia, sementara kamu berada dalam ikatan dengan seseorang yang kini jadi kekasihmu. Apa yang akan kamu lakukan, dalam kondisi seperti itu ? Ketika cinta harus berjalan diatas restu orangtua. Tanpa peduli apapun yang telah kamu lewati sejauh ini.
Memang terkadang waktu dan kehadiran jauh lebih berpengaruh terhadap suatu hubungan. Dan lamanya suatu hubungan belum tentu berpengaruh pada akhirnya, jika kehadirannya tidak sebanding dengan lamanya.

Ketika masa lalu menyapamu dalam sepimu, membawa bintang baru walau sesungguhnya masih dengan bintang yang sama.
Dia datang ketika kamu membutuhkan seseorang menjadi moodboster, dan dia mampu mengembalikan suasana hatimu dalam riangmu. Meskipun hal yang di lakukan hanya hal sederhana yang biasa di lakukan oranglain pada umumnya. Namun bagimu itu berbeda, entah apa yang disebut dengan kondisi seperti itu. Terkadang itulah yang tak dapat dimengrti oleh logika namun mampu di mengerti oleh hati.
Ketika waktu menyatukan kita ditempat yang sama, untuk menghabiskan waktu bersama. Membagi kenangan yang pernah tersimpan dalam memory, menjadi objek dalam percakapan singkat yang terjadi.

Ketika ada kawan untuk tertawa lepas, hanya dengan hal kecil sekalipun,
Ketika ada pundak untuk bersandar, sejenak meringankan beban,
Ketika ada waktu yang disisihkan di tengah kesibukan dan jarak yang mengakar,
Ketika ada tangan yang mampu menggenggam erat,
Dengan sentuhan lembut, kecupan hangat, kata-kata manis, di tengah percakapan.
Dengan kata aku mampu berbagi cerita, ketika sama-sama tau tentang apapun yang telah kita lewati dalam jarak itu. Cerita yang tak pernah aku ketahui, selagi kita tiada di tempat yang sama.
Terlalu banyak kepahitan di masa lalu yang pernah terjadi dulu, diantara kisah ku, kisahmu, dan kisahnya. Namun disini, aku hanya mampu menikmati setiap keindahan yang mampu aku dapati di sela-sela waktu yang membatasi, disela jarak yang menghalangi, dan di tengah keadaan yang tak pernah bisa kita prediksi. Aku menikmati setiap kesempatan yang datang, setiap waktu yang bisa ia berikan, sesingkat apapun itu, semudah apapun itu, dan bagaimanapun proses itu terjadi jadikan semuanya indah.


Namun pada akhirnya kamu harus terbangun dari kenyamanan yang tengah menjebakmu dalam bayang semu. Kamu masih harus melihat kenyataannya, bahwa keindahan itu hanya mampu singgah sesaat dan menghilang perlahan. Jika kamu tidak mampu menggenggam kembali keindahan itu, karena kamu telah menggenggam bintang baru dengan dia yang kini ada disampingmu. Kecuali, kamu memilih berjalan mundur melepas apa yang tlah kamu raih di  sana, dan kembali menggenggam bintang yang sama untuk kedua kalinya.

Senin, 11 April 2016

Kisah Kita


Tersenyum bersamaan dengan suara handpone yang berbunyi, aku duduk di sebuah halte yang berada tidak jauh dari sebuah caffe, dimana ia bekerja. Dalam diamku, tanpa disadari aku mulai memperhatikan setiap aktivitasnya yang sedang melayani  tamu yang hendak singgah di caffe itu. Keramaian yang membuatku enggan untuk langsung menemuinya, yaa apalah daya aku hanya seorang gadis yang mengaguminya dalam diamku tanpa mampu mengejarnya.

Perlahan senja berganti, aku masih termenung bersama sisa bayangan mentari yang perlahan tengelam dalam air disisi danau. Tanpa aku sadari seseorang datang menghampiriku, dalam hatiku menerka ku berharap yang datang itu dia, namun ternyata..
Seorang wanita cantik yang menegurku dengan senyuman manis dan sapaan hangat, yang membuatku bertanya-tanya siapa dia. Wanita itu mengajakku berjalan mengikuti langkahnya menuju caffe itu, setelah sesaat berbincang aku tau satu hal wanita itu.. Tak lain adalah kaka dari pria yang aku kagumi. Percaya tak percaya tapi inilah kenyataannya, tidak aku pungkiri aku merasa bahagia mendengarnya, mungkin dengan ini aku mulai berani mendekatinya tak perlu diam dan hanya melihatnya dari jauh.

Seiring berjalannya waktu, aku tak lagi hanya melihat caffe itu dari halte seperti biasanya. Perlahan kedekatanku dengan kakanya semakin akrab, dan itu yang membuatku kini bisa duduk dengan secangkir jeruk panas yang menemaniku di caffe itu.
Semuanya terasa semakin dekat, tak hanya jarak antara aku dan dia, tetapi antara rasa itu dengan kenyamanan. Tak hanya kenyamanan yang aku dapati disana, akupun mulai mengenal ayahnya yang tak asing lagi bagiku. Disanalah aku merasa aku telah menemukan keluarga kedua. Dengan perlakuan yang aku terima sejauh ini, dengan kasih sayang yang aku dapati, walau aku tau tidak dengan kasih sayang dan cinta dari dia, pria yang selama ini aku puja. Walau begitu, setidaknya aku bahagia bisa melewati hari-hari bersamanya, aku tak lagi hanya diam menunggunya, aku tak lagi harus melihatnya dengan batasan jarak, dan aku tak lagi kaku untuk menyapanya. Kini hari-hariku tak sunyi lagi, karena kini selalu ada canda dan tawanya yang mewarnai hari-hariku.

Kedekatan ku dengan keluarganya ternyata tak cukup untuk membuat dia luluh. Aku masih belum bisa sedekat itu dengannya, aku masih menjadi asing baginya. Entah apa yang mampu membuat aku terjatuh dalam kisah ini ? Kisah yang tak pernah diduga, dan aku mencintaimu tanpa rencana. Semua yang kita jalani hanya spontanitas belaka, mencoba mengubah semuanya menjadi teratur itu sulit. Selalu dan selalu satu hal yang tak henti aku pertanyakan kepadamu, apa kamu mengharapkan aku ada dihidupmu ? Jika kamu inginkan aku ada di hidupmu, beritahu aku cara agar aku dapat masuk ke dalam hidupmu. Tapi jika kamu tak inginkan aku ada di hidupmu, beritahu aku cara tuk melepasmu dan pergi dari hidupmu.

Perlahan aku mulai mengalihkan rasaku berganti bersahabat, sekalipun aku tau tak begitu mudah untuk melakukannya selama kamu masih berada dilingkungan yang sama denganku. Meski iya, aku mampu melupakanmu saat aku berada jauh darimu. Saat aku tak mampu melihatmu, mendengar suaramu, tapi.. Disaat kamu selalu ada dihadapku, aku tak mampu tuk mengacuhkanmu begitu saja, aku tak bisa memalingkan pandangan ku terhadapmu. Dan kenyataannya kita masih terjebak di tempat yang menjadi saksi mati awal kita dipertemukan.

Disini kita bertemu, banyak kenangan indah yang aku lewati bersamamu sedari dulu sebelum semua rahasia terungkap dalam publik. Saat dimana aku menatapmu, melihat ragamu, dengan senyuman manis yang membuat aku terpikat dan terjebak disini. Saat pertama aku memintamu menemaniku, duduk disampingku sejak saat itu aku percaya bahwa Kamu bisa menjagaku selama kamu berada di sampingku. Dan sejak pertama kali kamu meminta nomor telpon ku, dan mengirim pesan singkat di sela malamku, disaat itulah aku dengan keyakinanku memilihmmu sebelum aku mengenalmu. Dan tanpa aku tau siapa dirimu yang sesungguhnya.

Ketika aku menjadi acuh dengan apapun kekuranganmu, bagaimana keadaanmu, aku melihat itu sebagai kelebihanmu yang meyakinkan aku berdiri didepanmu. Apakah itu benar rasa sayang ? Ketika kita menjadi buta dengan apapun yang ada di hadapan kita. Ketika kita tak peduli dengan hasil akhirnya. Yang ada hanya perjuangan dan usaha.  Disini aku percaya dengan apa yang tlah aku yakini;
"Aku yakin Tuhan akan selalu menunjukan yang terbaik untukku,
Lewat kamu, Tuhan mengujiku untuk menjadi yang lebih baik,
Dan Tuhan mempertemukan aku dengan kamu disini untuk menjadi satu,
Sekalipun aku disini hanya mampu menjalani tanpa dapat memaksa apa yang tidak seharusnya terjadi,
Namun keyakinanku yang akan mengantarkanku pada kebenarannya,
Bahwa Tuhan memiliki rencara yang jauh lebih indah dari apa yang aku yakini..."

Banyak hal yang sekejap mampu membuat aku bisu dengan tingkahmu. Kamu mampu memberikan hal indah diluar fikirku, jauh lebih indah dari khayalku. Moment langka yang bisa aku dapatkan bersama kamu, kita berjalan melewati hari berada di tempat yang sama berdua menanti mentari menutup hari yang lelah. Menyambut indahnya gemerlap kota di malam yang dingin di kota mati. Disanalah aku bisa melihat utuhnya ragamu dengan jiwamu. Yang dengan halus memperlakukan ku, dengan keras menjagaku, dengan tanggungjawab memastikan keberadaanku sampai dirumahku. Canda tawa manja yang terluapkan, semua kata-kata dan tingkah laku hal yang tak pernah kamu lakukan kepadaku di tempat umum, di depan teman-temanmu tapi bisa kamu lakukan disaat kita berdua. Walaupun di tengah keramaian kota yang menahan kita untuk mengakhiri malam yang indah.

Aku menikmati saat-saat berdua denganmu, menghapus semua keraguanku, menjawab semua tanyaku, dan mampu membuat ku lupa dengan apa yang tlah terjadi, dengan kebenaran atas status hubungan kita. Masa itu yang selalu aku nantikan, hal gila yang mampu kamu lakukan diluar nalarku, hal yang mampu membuat aku takjub dan membuat aku semakin enggan untuk beranjak menjauhimu. Hal kecil yang kamu berikan dengan tiba-tiba itulah yang membuat aku semakin ingin memilikimu. Membuat aku tak henti berjuang, tak henti aku meminta, tak henti aku berdoa untuk dapat berada disisimu selamanya. Sekalipun aku tak pernah tau kapan aku akan mendapatkan jawaban atas semua rasaku.

Berjalan mengikuti langkahnya yang semu, aku tlah berada disini selama dua tahun terakhir. Dalam diam aku tiada henti terus berharap akan kebenarannya. Namun kisah yang tlah membawaku sejauh ini harus aku akhiri, karena waktu ku disini tlah habis untuk terus menunggu dan menunggu..
"Semua berakhir disini tempatku mulai bermimpi,
Hatiku mati disini,
Terdiam dan tak mengerti.. ~ Kota Mati - Peterpan.."
Tak selamanya apa yang kita inginkan dapat kita miliki, tapi ada kalanya kita harus bersikap manis dan menjalani semuanya dengan ikhlas. Walau pahit sekalipun. "Nyatanya kekaguman yang berlebih takkan mampu membawamu memilikinya, dan harapan yang terlalu tinggi pada akhirnya akan mampu membuatmu jatuh. Hidupmu akan lebih indah dari yang kau harapkab, jika kau mampu mengendalikan waktu dan dirimu sendiri.."
Satu hal, aku tidak pernah menyesali atas rasaku dengan apapun yang tlah kita lewati, tlah kita mulai dengan baik dan harus kita akhiri dengan baik. Terimakasih tlah membawaku ke duniamu, walau bagimu aku tak sama dengan sebuah buku tebal dengan cover kusam, tidak mampu menarik perhatianmu untuk melihatnya apalagi untuk kamu membuka dan membacanya. Setiap lembaran kertas dalam buku itu terdapat goresan dan lukisan yang pernah kau tuangkan. Seperti perjalanan kita, ada senyum, tawa, tangis, bahagia, pahit, dan semua hal yang kita lewati. Itu semua menjadi warna dalam hidupku, kamu adalah pelangiku.

Ada saatnya kenangan manis yang bisa aku nikmati dikala aku mengingatmu dimanapun dan kapanpun aku mau, merasakan kebersamaan yang indah bersamamu.
Ada saat aku menangisi mengenang beratnya perjalananku, menghadapi tekadmu dan itu yang mampu menguatkanku.
Walau pada akhirnya kau memilihnya. Dan biarkan bangku di sudut belakang kelas yang menjadi saksi bisu kebersamaan terakhir kita bersama ujian matematika di ruang kisah kita.

Minggu, 10 April 2016

Ada Rindu di Yogyakarta (end)


Memandang langit menutup hari bersama tenggelamnya sang surya di candi boko, bersama orang yang kamu cintai di Yogyakarta. Itulah yang selalu dinanti ketika hari demi hari berganti, di setiap senja aku sendiri menutup hari tanpa kehadiranmu. Kamu memberiku arti baru tentang kesetiaan, dimana bukan lagi kehadiran yang menjadi ukuran tetapi komitmen dan konsistensi dalam menjalin hubungan yang tak terbatas ikatan.

Kamu memberikan sejuta hal yang berbeda,
Kebahagiaan yang takkan pernah sama dengan kebahagiaan lainnya,.
Kisah yang takkan pernah sama dengan kisah lainnya,.
Cinta yang takkan pernah sama dengan cinta lainnya,.
Kamu mengajari aku mencintaimu dengan cara yang berbeda,
Kamu mengajari aku menanti dengan cara yang berbeda,
Kamu mengajari aku setia dalam jarak sejauh ini,
Kamu mengajari aku sabar dalam kisah tanpa ikatan,
Tapi, kamu selalu memberikan hal terindah jauh dari harapanku, melebihi keinginanku, dan tanpa dugaanku..
Walaupun terkadang rasa kesal membuat ku ragu akan ketulusanmu, seakan menerka kamu tak pernah memahami apa yang seharusnya kamu dapat pahami,.
Sampai aku mengerti kamu memang berbeda.

Semua ketakutan ku akan hal buruk yang dapat terjadi, ketika aku tak pernah tau dengan apa yang kamu lakukan disana. Dengan siapa kamu beraktivitas, seperti apa setiap langkah dan tingkahmu disana. Aku tak tau dan tak pernah tau.
Aku hanya bisa percaya dengan apapun yang kamu lakukan disana itu terbaik bagimu. Apapun yang menguras waktu, tenaga  dan fikiranmu akan mampu menuai tujuanmu. Aku percaya kamu bisa menjaga hatiku disana. Dan nyatanya semua tak seburuk yang terbayangkan, bahkan semua prosesnya lebih indah dari yang terbayangkan.

Sedetik waktu yang kamu luangkan memiliki banyak arti untukku.
Sesingkat pertemuan kita yang mampu menyimpan beribu cerita dalam benak.
Sekecil perhatian yang kamu lakukan memberikan kenyamanan terdalam.
Saling menatap dalam waktu singkat namun penuh arti, seoalah beribu kata yang tak dapat terucap mampu terbaca dari sorot matamu.
Dan senyum manis dibibirmu seoalah berucap, "aku bahagia mengenalmu.."

Banyak hal indah yang kamu rangkai dalam diammu,
Banyak hal terbaik yang kamu simpan dalam doamu,
Dan banyak hal kecil yang kamu beri dalam sela waktu sibukmu, untukku. Aku yang dari jauh mengawasimu.

Aku yang menanti kehadiranmu disisiku melewati waktu bersama.
Aku yang menikmati rangkaian kata sederhana yang mampu menggetarkan hati.
Aku yang setia menjaga hatiku ketika kau tak disampingku.

Mungkin kita tak bisa menatap bintang di tempat yang sama, tapi kita masih menatap bintang yang sama.
Mungkin kita tak bisa berjalan ke tempat yang sama, tapi kita masih berjalan dengan tujuan yang sama.
Mungkin kita tak bisa menggenggam benda yang sama, tapi kita masih menggenggam mimpi yang sama.
Dan kita masih bertahan dengan kisah yang sama.

Menutup mata dan telinga menikmati derasnya hujan yang membasahi bumi. Ketika itulah aku merindukan mu dengan batinku. Aku berbisik pada hujan yang mampu menyimpan cerita kita dibalik tetes demi tetes air yang berjatuhan. Aku berteriak pada hujan yang mampu menyampaikan rasa rinduku padamu. Aku  terdiam di tengah hujan seraya berucap doa yang akan sampai pada Sang Pencipta. Karena satu waktu terbaik untuk berdoa ialah ketika hujan.

Terimakasih untuk uluran tanganmu yang membawaku menikmati hembusan lembut angin di tepi pantai, seiring deru ombak menerpa karang, membawa damai dalam keheningan di pantai nan indah dikota sejuta cerita. Bersandar dibahumu menikmati melodi alam, rangkulan jemari tanganmu penghangat tubuhku yang melelapkan ku dalam tidurku di pelukanmu. Seakan membuatku enggan tuk beranjak pergi. Enggan tuk melepaskan genggamanmu. Sedetik kecupan manis yang membangunkan ku dari tidurku. Di tempat terindah bersamamu yang aku ingin... Itu bukan hanya sekedar mimpi dibalik tidurku yang nyata.. Dan nyatanya semua hanya mimpi di dalam mimpiku...

Terlalu sulit untuk menghapus cerita indah di kota istimewa, seindah Yogyakarta. Gemerlap lampu kota di Malioboro yang membuat ku ingin berada disana lebih lama dari waktu yang aku miliki. Melangkahkan kaki mengitari indahnya kota berlukis bintang yang menyinari langkah kita.  Mengukir cerita cinta bersama mimpi yang tersimpan di batas-batas kota yang menyatukan jarak demi jarak mencapai keberadaan kita.

"Adakah yang lebih bahagia selain memeluk seorang pria yang kau cintai di Yogyakarta ?..  Raksasa Dari Jogja - Dwitasari". Begitu juga keinginanku, bisa melewati hari-hari bersama, bisa memeluk kamu di Yogyakarta. Setidaknya aku masih harus menunggu dan menunggu, meyakini bahwa pelangi itu kan hadir di balik hujan, meyakini bahwa perjuangan itu tidak ada yang sia-sia dan meyakini hasil dari penantian itu akan berbuah manis.

Dan biarkan waktu membendung rinduku, biarkan jarak menghitung cerita kita, biarkan batas menguatkan kesetiaan kisah kita, dan biarkan perpisahan sementara ini menjadi pertemuan terindah di pertemuan berikutnya. Ku biarkan syair menyampaikan pesan Rinduku teruntuk yang tersayang di Yogyakarta.


Sabtu, 09 April 2016

Ada Rindu di Yogyakarta


Setahun berlalu aku meninggalkan kisah lamaku bersama ombak yang menyapu pasir, Parangtritis 4 Mei 2013 di Yogyakarta. Aku membuang jauh semua anganku, membiarkan Dia pergi berkelana di laut lepas. Aku mencoba menahan derasnya deburan ombak yang menerpa karang, namun aku tak bisa bertahan dari derasnya tak ku duga ombak pula yang membawa ku kembali. Karena Ada kisah yang tertinggal di kota istimewa seindah Yogyakarta..

Ketika jarak membatasi ruang gerak kita, ketika waktu membatasi perjumpaan kita, Kau disana dengan tujuanmu dan aku disini dengan tujuanku.
Terpaku dalam jarak puluhan ribu meter yang mampu menguatkan rasaku terhadapmu,
Terdiam dalam bahasa kalbu yang mampu mengartikan rinduku terhadapmu,
Tertegun dalam keteguhan hati yang mampu mengikat hati jiwaku terhadapmu,
Tersipu dalam alunan doa yang mampu menyatukan dua keyakinan yang berbeda..

Kita bersama dalam deringan telpon yang mewakili kebersamaan itu,
Kita beradu canda dalam kata terlukis makna,
Kita mengungkap rindu dalam pesan dibalik emotion,
Kita menggantung harap dalam doa dibalik sujud,
Kita menggenggam mimpi dalam ikatan tanpa peranan..

Hari demi hari lewat handphone kita dekat,
ia mampu menghapus jarak yang menjadi penghalang kita,
ia mampu membagi tawa di tengah sepi yang menggeluti,
ia mampu menyatukan rindu yang sulit tersampaikan
dan ia mampu membagi cerita dibalik peradaban yang berbeda.. 

Kota yang membuat aku ingin kembali menggenggam mimpiku bersama harapmu di pusat kota tertegak di tugu Jogja,
Seluas candi yang mampu mengelilingi tuannya walau tak sempurna,
Sebiru laut yang mampu berbagi warna di ujung pantai menyatu  mewarnai putihnya pasir,
Seistimewa kota yang mampu menahanmu disana lebih lama tanpa aku,
Kota yang menjadi pilihanmu untuk memperjuangkan masa depanmu,..

Rindu berbalut harapan selalu ada di sela-sela doaku,
Ketika rasa dan raga tak mampu lagi membendung rindu diantara batas-batas kota,
Keyakinan yang mampu meredam besarnya keinginan dalam kecilnya kemungkinan..

Batas demi batas yang kau yakini dalam perjuanganmu,
Batas yang mendekatkanku pada kebenaran atas jiwamu,
Batas yang membawaku berjalan sejauh ini bersamamu..

Jarak yang melemahkan ku pada keyakinanku,
Ketika aku tak mampu melihat ragamu dengan mataku,
Ketika aku tak mampu mendengar suaramu dengan telingaku,
Ketika aku tak mampu menggenggam tanganmu dengan jemari tanganku,
Ketika aku tak mampu memeluk ragamu dengan ragaku,
Ketika itulah aku terjatuh dalam rasaku,
Aku kalah dengan jiwaku,
dan Aku lemah dengan Rinduku..
Namun, kau berbisik dalam doamu memberitahu ku bahwa,
Aku mampu melihat ragamu dengan mata hatiku,
Aku mampu mendengar suaramu dengan batinku,
Aku mampu menggenggam tanganmu dengan tulisanku,
Aku mampu memeluk ragamu dengan doaku,
dan aku mampu terbangun dengan cintaku,
Aku mampu menang dengan keyakinanku,
Aku mampu kuat dengan Rasa Percayaku...
Bahwa kita sama-sama berharap pada takdir yang akan membawa kita dalam genggaman di satu titik.

Ketika banyak orang lain yang mampu menghabiskan waktu bersama orang yang mereka cintai. Menikmati hidup dalam satu ruang tanpa batas bersama-sama. Saling menggenggam tangan dalam langkah beriringan. Mereka yanng mampu bertatap muka berbagi canda tawa sampai beradu kata dalam amarah,.
Namun kita, apa yang indah dalam jarak ini ?

Kau yang mengajariku apa arti cinta itu,
Kau yang memberiku perbedaan terindah dari hal lain yang pernah ku temui,
Kau yang membuatku mengerti cinta tak butuh status dalam nafsu belaka,
Kau yang membuat aku tertegun dalam kisah berikat harapan dalam doa,
Kau yang mengimbangi ku dalam sabarku menanti di batas harapan,
Dan Kau yang menggenggamku untuk melangkah bersama dalam harap diatas doa...

kita tak pernah saling meminta sebelum kita dipertemukan,
Kita tak pernah saling bertatap,
Kita tak pernah saling bergenggaman,
Kita tak pernah saling bersandar,
Kita tak pernah saling berpeluk dalam nyata,
Tapi kita pernah saling berharap kepada Tuhan untuk tujuan yang sama.
Kita pernah saling berselip nama dibalik doa,
Kita pernah saling meminta dalam sujud, "Dialah orang yang Engkau beri untuk mendampingiku dalam mencari Ridho-Mu,. Dia yang detik ini bersujud bersamaku di hadapan-Mu memohon izin-Mu.."
Apa yang lebih di Rindukan dalam jarak ini, selain bersujud bersama berselimut hangatnya pelukan Rabb-Mu..?

Yang terindah dalam jarak sejauh ini ialah ketika kita saling memeluk dalam doa, kita bersyukur dalam diam, kita bersatu dalam hening dan kita tak pernah kecewa atas harapan pada manusia,. Karena kita berharap pada Sang Penguasa yang Maha Bijaksana di dunia ini..

"Detik ini aku bersujud kepadaMu ya Rabb,.
Terimakasih atas Kasih SayangMu yang tiada henti,
Terimakasih telah mengirimkan lelaki terbaik yang Engkau pilih,
Untuk menjadi Imam di jalan yang Engkau Ridhoi,
Untuk menjadi pembimbingku agar aku senantiasa di Jalan-Mu,
Untuk menggenggamku dalam langkah Perbaikan Iman dan Islamku.
Jaga Dia selalu dalam lindunganMu ya Rabb,
Arahkan Dia dalam menjadi Guide hidupku,
Kuatkan Dia dalam Iman dan Islamnya,
Sabarkan Dia dalam segala Ujianmu,.."

Atas semua jawaban dibalik semua pertanyaanmu, aku tak pernah kembali berfikir tentang apa yang harus aku beri, karena jawabannya masih akan tetap sama seperti dulu, sejak aku memilihmu sebelum engkau memilihku.

Kita bertemu dalam ruang tak terasingkan,
Kita mencinta dalam diam,
Kita merindu dalam doa,
Kita mengagumi dalam lamunan,
Kita menanti dalam mimpi,.
Walau jemari tak mampu merangkul raga,
Walau bibir tak mampu berucap kata dalam tatap,
Namun, aku menikmati setiap detik yang kita lewati dalam jarak yang menyatukan kita..
Dan Ketika 325 kilo meter mampu menggetarkan keyakinanku dalam gelisah karena Rindu, bersama ketakutanku untuk tidak kehilanganmu kedua kalinya..

Aku yang telah menggenggammu sebelum aku benar-benar mengenalmu,
Aku yang telah merangkulmu sebelum aku benar-benar memilikimu,
Aku yang telah memilihmu sebelum kamu memilihku,.

Dan yang terindah memelukmu dalam doa dengan Rinduku..