Class

Sabtu, 09 April 2016

Ada Rindu di Yogyakarta


Setahun berlalu aku meninggalkan kisah lamaku bersama ombak yang menyapu pasir, Parangtritis 4 Mei 2013 di Yogyakarta. Aku membuang jauh semua anganku, membiarkan Dia pergi berkelana di laut lepas. Aku mencoba menahan derasnya deburan ombak yang menerpa karang, namun aku tak bisa bertahan dari derasnya tak ku duga ombak pula yang membawa ku kembali. Karena Ada kisah yang tertinggal di kota istimewa seindah Yogyakarta..

Ketika jarak membatasi ruang gerak kita, ketika waktu membatasi perjumpaan kita, Kau disana dengan tujuanmu dan aku disini dengan tujuanku.
Terpaku dalam jarak puluhan ribu meter yang mampu menguatkan rasaku terhadapmu,
Terdiam dalam bahasa kalbu yang mampu mengartikan rinduku terhadapmu,
Tertegun dalam keteguhan hati yang mampu mengikat hati jiwaku terhadapmu,
Tersipu dalam alunan doa yang mampu menyatukan dua keyakinan yang berbeda..

Kita bersama dalam deringan telpon yang mewakili kebersamaan itu,
Kita beradu canda dalam kata terlukis makna,
Kita mengungkap rindu dalam pesan dibalik emotion,
Kita menggantung harap dalam doa dibalik sujud,
Kita menggenggam mimpi dalam ikatan tanpa peranan..

Hari demi hari lewat handphone kita dekat,
ia mampu menghapus jarak yang menjadi penghalang kita,
ia mampu membagi tawa di tengah sepi yang menggeluti,
ia mampu menyatukan rindu yang sulit tersampaikan
dan ia mampu membagi cerita dibalik peradaban yang berbeda.. 

Kota yang membuat aku ingin kembali menggenggam mimpiku bersama harapmu di pusat kota tertegak di tugu Jogja,
Seluas candi yang mampu mengelilingi tuannya walau tak sempurna,
Sebiru laut yang mampu berbagi warna di ujung pantai menyatu  mewarnai putihnya pasir,
Seistimewa kota yang mampu menahanmu disana lebih lama tanpa aku,
Kota yang menjadi pilihanmu untuk memperjuangkan masa depanmu,..

Rindu berbalut harapan selalu ada di sela-sela doaku,
Ketika rasa dan raga tak mampu lagi membendung rindu diantara batas-batas kota,
Keyakinan yang mampu meredam besarnya keinginan dalam kecilnya kemungkinan..

Batas demi batas yang kau yakini dalam perjuanganmu,
Batas yang mendekatkanku pada kebenaran atas jiwamu,
Batas yang membawaku berjalan sejauh ini bersamamu..

Jarak yang melemahkan ku pada keyakinanku,
Ketika aku tak mampu melihat ragamu dengan mataku,
Ketika aku tak mampu mendengar suaramu dengan telingaku,
Ketika aku tak mampu menggenggam tanganmu dengan jemari tanganku,
Ketika aku tak mampu memeluk ragamu dengan ragaku,
Ketika itulah aku terjatuh dalam rasaku,
Aku kalah dengan jiwaku,
dan Aku lemah dengan Rinduku..
Namun, kau berbisik dalam doamu memberitahu ku bahwa,
Aku mampu melihat ragamu dengan mata hatiku,
Aku mampu mendengar suaramu dengan batinku,
Aku mampu menggenggam tanganmu dengan tulisanku,
Aku mampu memeluk ragamu dengan doaku,
dan aku mampu terbangun dengan cintaku,
Aku mampu menang dengan keyakinanku,
Aku mampu kuat dengan Rasa Percayaku...
Bahwa kita sama-sama berharap pada takdir yang akan membawa kita dalam genggaman di satu titik.

Ketika banyak orang lain yang mampu menghabiskan waktu bersama orang yang mereka cintai. Menikmati hidup dalam satu ruang tanpa batas bersama-sama. Saling menggenggam tangan dalam langkah beriringan. Mereka yanng mampu bertatap muka berbagi canda tawa sampai beradu kata dalam amarah,.
Namun kita, apa yang indah dalam jarak ini ?

Kau yang mengajariku apa arti cinta itu,
Kau yang memberiku perbedaan terindah dari hal lain yang pernah ku temui,
Kau yang membuatku mengerti cinta tak butuh status dalam nafsu belaka,
Kau yang membuat aku tertegun dalam kisah berikat harapan dalam doa,
Kau yang mengimbangi ku dalam sabarku menanti di batas harapan,
Dan Kau yang menggenggamku untuk melangkah bersama dalam harap diatas doa...

kita tak pernah saling meminta sebelum kita dipertemukan,
Kita tak pernah saling bertatap,
Kita tak pernah saling bergenggaman,
Kita tak pernah saling bersandar,
Kita tak pernah saling berpeluk dalam nyata,
Tapi kita pernah saling berharap kepada Tuhan untuk tujuan yang sama.
Kita pernah saling berselip nama dibalik doa,
Kita pernah saling meminta dalam sujud, "Dialah orang yang Engkau beri untuk mendampingiku dalam mencari Ridho-Mu,. Dia yang detik ini bersujud bersamaku di hadapan-Mu memohon izin-Mu.."
Apa yang lebih di Rindukan dalam jarak ini, selain bersujud bersama berselimut hangatnya pelukan Rabb-Mu..?

Yang terindah dalam jarak sejauh ini ialah ketika kita saling memeluk dalam doa, kita bersyukur dalam diam, kita bersatu dalam hening dan kita tak pernah kecewa atas harapan pada manusia,. Karena kita berharap pada Sang Penguasa yang Maha Bijaksana di dunia ini..

"Detik ini aku bersujud kepadaMu ya Rabb,.
Terimakasih atas Kasih SayangMu yang tiada henti,
Terimakasih telah mengirimkan lelaki terbaik yang Engkau pilih,
Untuk menjadi Imam di jalan yang Engkau Ridhoi,
Untuk menjadi pembimbingku agar aku senantiasa di Jalan-Mu,
Untuk menggenggamku dalam langkah Perbaikan Iman dan Islamku.
Jaga Dia selalu dalam lindunganMu ya Rabb,
Arahkan Dia dalam menjadi Guide hidupku,
Kuatkan Dia dalam Iman dan Islamnya,
Sabarkan Dia dalam segala Ujianmu,.."

Atas semua jawaban dibalik semua pertanyaanmu, aku tak pernah kembali berfikir tentang apa yang harus aku beri, karena jawabannya masih akan tetap sama seperti dulu, sejak aku memilihmu sebelum engkau memilihku.

Kita bertemu dalam ruang tak terasingkan,
Kita mencinta dalam diam,
Kita merindu dalam doa,
Kita mengagumi dalam lamunan,
Kita menanti dalam mimpi,.
Walau jemari tak mampu merangkul raga,
Walau bibir tak mampu berucap kata dalam tatap,
Namun, aku menikmati setiap detik yang kita lewati dalam jarak yang menyatukan kita..
Dan Ketika 325 kilo meter mampu menggetarkan keyakinanku dalam gelisah karena Rindu, bersama ketakutanku untuk tidak kehilanganmu kedua kalinya..

Aku yang telah menggenggammu sebelum aku benar-benar mengenalmu,
Aku yang telah merangkulmu sebelum aku benar-benar memilikimu,
Aku yang telah memilihmu sebelum kamu memilihku,.

Dan yang terindah memelukmu dalam doa dengan Rinduku.. 

Tidak ada komentar: