Setahun berlalu aku meninggalkan kisah lamaku bersama
ombak yang menyapu pasir, Parangtritis 4 Mei 2013 di Yogyakarta. Aku membuang
jauh semua anganku, membiarkan Dia pergi berkelana di laut lepas. Aku mencoba
menahan derasnya deburan ombak yang menerpa karang, namun aku tak bisa bertahan
dari derasnya tak ku duga ombak pula yang membawa ku kembali. Karena Ada kisah
yang tertinggal di kota istimewa seindah Yogyakarta..
Ketika jarak membatasi ruang gerak kita, ketika waktu
membatasi perjumpaan kita, Kau disana dengan tujuanmu dan aku disini dengan
tujuanku.
Terpaku dalam jarak puluhan ribu meter yang mampu
menguatkan rasaku terhadapmu,
Terdiam dalam bahasa kalbu yang mampu mengartikan
rinduku terhadapmu,
Tertegun dalam keteguhan hati yang mampu mengikat hati
jiwaku terhadapmu,
Tersipu dalam alunan doa yang mampu menyatukan dua
keyakinan yang berbeda..
Kita bersama dalam deringan telpon yang mewakili
kebersamaan itu,
Kita beradu canda dalam kata terlukis makna,
Kita mengungkap rindu dalam pesan dibalik emotion,
Kita menggantung harap dalam doa dibalik sujud,
Kita menggenggam mimpi dalam ikatan tanpa peranan..
Hari demi hari lewat handphone kita dekat,
ia mampu menghapus jarak yang menjadi penghalang kita,
ia mampu membagi tawa di tengah sepi yang menggeluti,
ia mampu menyatukan rindu yang sulit tersampaikan
dan ia mampu membagi cerita dibalik peradaban yang
berbeda..
Kota yang membuat aku ingin kembali menggenggam
mimpiku bersama harapmu di pusat kota tertegak di tugu Jogja,
Seluas candi yang mampu mengelilingi tuannya walau tak
sempurna,
Sebiru laut yang mampu berbagi warna di ujung pantai
menyatu mewarnai putihnya pasir,
Seistimewa kota yang mampu menahanmu disana lebih lama
tanpa aku,
Kota yang menjadi pilihanmu untuk memperjuangkan masa depanmu,..
Rindu berbalut harapan selalu ada di sela-sela doaku,
Ketika rasa dan raga tak mampu lagi membendung rindu
diantara batas-batas kota,
Keyakinan yang mampu meredam besarnya keinginan dalam
kecilnya kemungkinan..
Batas demi batas yang kau yakini dalam perjuanganmu,
Batas yang mendekatkanku pada kebenaran atas jiwamu,
Batas yang membawaku berjalan sejauh ini bersamamu..
Jarak yang melemahkan ku pada keyakinanku,
Ketika aku tak mampu melihat ragamu dengan mataku,
Ketika aku tak mampu mendengar suaramu dengan
telingaku,
Ketika aku tak mampu menggenggam tanganmu dengan
jemari tanganku,
Ketika aku tak mampu memeluk ragamu dengan ragaku,
Ketika itulah aku terjatuh dalam rasaku,
Aku kalah dengan jiwaku,
dan Aku lemah dengan Rinduku..
Namun, kau berbisik dalam doamu memberitahu ku bahwa,
Aku mampu melihat ragamu dengan mata hatiku,
Aku mampu mendengar suaramu dengan batinku,
Aku mampu menggenggam tanganmu dengan tulisanku,
Aku mampu memeluk ragamu dengan doaku,
dan aku mampu terbangun dengan cintaku,
Aku mampu menang dengan keyakinanku,
Aku mampu kuat dengan Rasa Percayaku...
Bahwa kita sama-sama berharap pada takdir yang akan
membawa kita dalam genggaman di satu titik.
Ketika banyak orang lain yang mampu menghabiskan waktu
bersama orang yang mereka cintai. Menikmati hidup dalam satu ruang tanpa batas
bersama-sama. Saling menggenggam tangan dalam langkah beriringan. Mereka yanng
mampu bertatap muka berbagi canda tawa sampai beradu kata dalam amarah,.
Namun kita, apa yang indah dalam jarak ini ?
Kau yang mengajariku apa arti cinta itu,
Kau yang memberiku perbedaan terindah dari hal lain
yang pernah ku temui,
Kau yang membuatku mengerti cinta tak butuh status
dalam nafsu belaka,
Kau yang membuat aku tertegun dalam kisah berikat
harapan dalam doa,
Kau yang mengimbangi ku dalam sabarku menanti di batas
harapan,
Dan Kau yang menggenggamku untuk melangkah bersama
dalam harap diatas doa...
kita tak pernah saling meminta sebelum kita
dipertemukan,
Kita tak pernah saling bertatap,
Kita tak pernah saling bergenggaman,
Kita tak pernah saling bersandar,
Kita tak pernah saling berpeluk dalam nyata,
Tapi kita pernah saling berharap kepada Tuhan untuk
tujuan yang sama.
Kita pernah saling berselip nama dibalik doa,
Kita pernah saling meminta dalam sujud, "Dialah
orang yang Engkau beri untuk mendampingiku dalam mencari Ridho-Mu,. Dia yang
detik ini bersujud bersamaku di hadapan-Mu memohon izin-Mu.."
Apa yang lebih di Rindukan dalam jarak ini, selain
bersujud bersama berselimut hangatnya pelukan Rabb-Mu..?
Yang terindah dalam jarak sejauh ini ialah ketika kita
saling memeluk dalam doa, kita bersyukur dalam diam, kita bersatu dalam hening
dan kita tak pernah kecewa atas harapan pada manusia,. Karena kita berharap
pada Sang Penguasa yang Maha Bijaksana di dunia ini..
"Detik ini aku bersujud kepadaMu ya Rabb,.
Terimakasih atas Kasih SayangMu yang tiada henti,
Terimakasih telah mengirimkan lelaki terbaik yang
Engkau pilih,
Untuk menjadi Imam di jalan yang Engkau Ridhoi,
Untuk menjadi pembimbingku agar aku senantiasa di
Jalan-Mu,
Untuk menggenggamku dalam langkah Perbaikan Iman dan
Islamku.
Jaga Dia selalu dalam lindunganMu ya Rabb,
Arahkan Dia dalam menjadi Guide hidupku,
Kuatkan Dia dalam Iman dan Islamnya,
Sabarkan Dia dalam segala Ujianmu,.."
Atas semua jawaban dibalik semua pertanyaanmu, aku tak
pernah kembali berfikir tentang apa yang harus aku beri, karena jawabannya
masih akan tetap sama seperti dulu, sejak aku memilihmu sebelum engkau
memilihku.
Kita bertemu dalam ruang tak terasingkan,
Kita mencinta dalam diam,
Kita merindu dalam doa,
Kita mengagumi dalam lamunan,
Kita menanti dalam mimpi,.
Walau jemari tak mampu merangkul raga,
Walau bibir tak mampu berucap kata dalam tatap,
Namun, aku menikmati setiap detik yang kita lewati
dalam jarak yang menyatukan kita..
Dan Ketika 325 kilo meter mampu menggetarkan
keyakinanku dalam gelisah karena Rindu, bersama ketakutanku untuk tidak
kehilanganmu kedua kalinya..
Aku yang telah menggenggammu sebelum aku benar-benar
mengenalmu,
Aku yang telah merangkulmu sebelum aku benar-benar
memilikimu,
Aku yang telah memilihmu sebelum kamu memilihku,.
Dan yang terindah memelukmu dalam doa dengan Rinduku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar