Class

Senin, 11 April 2016

Kisah Kita


Tersenyum bersamaan dengan suara handpone yang berbunyi, aku duduk di sebuah halte yang berada tidak jauh dari sebuah caffe, dimana ia bekerja. Dalam diamku, tanpa disadari aku mulai memperhatikan setiap aktivitasnya yang sedang melayani  tamu yang hendak singgah di caffe itu. Keramaian yang membuatku enggan untuk langsung menemuinya, yaa apalah daya aku hanya seorang gadis yang mengaguminya dalam diamku tanpa mampu mengejarnya.

Perlahan senja berganti, aku masih termenung bersama sisa bayangan mentari yang perlahan tengelam dalam air disisi danau. Tanpa aku sadari seseorang datang menghampiriku, dalam hatiku menerka ku berharap yang datang itu dia, namun ternyata..
Seorang wanita cantik yang menegurku dengan senyuman manis dan sapaan hangat, yang membuatku bertanya-tanya siapa dia. Wanita itu mengajakku berjalan mengikuti langkahnya menuju caffe itu, setelah sesaat berbincang aku tau satu hal wanita itu.. Tak lain adalah kaka dari pria yang aku kagumi. Percaya tak percaya tapi inilah kenyataannya, tidak aku pungkiri aku merasa bahagia mendengarnya, mungkin dengan ini aku mulai berani mendekatinya tak perlu diam dan hanya melihatnya dari jauh.

Seiring berjalannya waktu, aku tak lagi hanya melihat caffe itu dari halte seperti biasanya. Perlahan kedekatanku dengan kakanya semakin akrab, dan itu yang membuatku kini bisa duduk dengan secangkir jeruk panas yang menemaniku di caffe itu.
Semuanya terasa semakin dekat, tak hanya jarak antara aku dan dia, tetapi antara rasa itu dengan kenyamanan. Tak hanya kenyamanan yang aku dapati disana, akupun mulai mengenal ayahnya yang tak asing lagi bagiku. Disanalah aku merasa aku telah menemukan keluarga kedua. Dengan perlakuan yang aku terima sejauh ini, dengan kasih sayang yang aku dapati, walau aku tau tidak dengan kasih sayang dan cinta dari dia, pria yang selama ini aku puja. Walau begitu, setidaknya aku bahagia bisa melewati hari-hari bersamanya, aku tak lagi hanya diam menunggunya, aku tak lagi harus melihatnya dengan batasan jarak, dan aku tak lagi kaku untuk menyapanya. Kini hari-hariku tak sunyi lagi, karena kini selalu ada canda dan tawanya yang mewarnai hari-hariku.

Kedekatan ku dengan keluarganya ternyata tak cukup untuk membuat dia luluh. Aku masih belum bisa sedekat itu dengannya, aku masih menjadi asing baginya. Entah apa yang mampu membuat aku terjatuh dalam kisah ini ? Kisah yang tak pernah diduga, dan aku mencintaimu tanpa rencana. Semua yang kita jalani hanya spontanitas belaka, mencoba mengubah semuanya menjadi teratur itu sulit. Selalu dan selalu satu hal yang tak henti aku pertanyakan kepadamu, apa kamu mengharapkan aku ada dihidupmu ? Jika kamu inginkan aku ada di hidupmu, beritahu aku cara agar aku dapat masuk ke dalam hidupmu. Tapi jika kamu tak inginkan aku ada di hidupmu, beritahu aku cara tuk melepasmu dan pergi dari hidupmu.

Perlahan aku mulai mengalihkan rasaku berganti bersahabat, sekalipun aku tau tak begitu mudah untuk melakukannya selama kamu masih berada dilingkungan yang sama denganku. Meski iya, aku mampu melupakanmu saat aku berada jauh darimu. Saat aku tak mampu melihatmu, mendengar suaramu, tapi.. Disaat kamu selalu ada dihadapku, aku tak mampu tuk mengacuhkanmu begitu saja, aku tak bisa memalingkan pandangan ku terhadapmu. Dan kenyataannya kita masih terjebak di tempat yang menjadi saksi mati awal kita dipertemukan.

Disini kita bertemu, banyak kenangan indah yang aku lewati bersamamu sedari dulu sebelum semua rahasia terungkap dalam publik. Saat dimana aku menatapmu, melihat ragamu, dengan senyuman manis yang membuat aku terpikat dan terjebak disini. Saat pertama aku memintamu menemaniku, duduk disampingku sejak saat itu aku percaya bahwa Kamu bisa menjagaku selama kamu berada di sampingku. Dan sejak pertama kali kamu meminta nomor telpon ku, dan mengirim pesan singkat di sela malamku, disaat itulah aku dengan keyakinanku memilihmmu sebelum aku mengenalmu. Dan tanpa aku tau siapa dirimu yang sesungguhnya.

Ketika aku menjadi acuh dengan apapun kekuranganmu, bagaimana keadaanmu, aku melihat itu sebagai kelebihanmu yang meyakinkan aku berdiri didepanmu. Apakah itu benar rasa sayang ? Ketika kita menjadi buta dengan apapun yang ada di hadapan kita. Ketika kita tak peduli dengan hasil akhirnya. Yang ada hanya perjuangan dan usaha.  Disini aku percaya dengan apa yang tlah aku yakini;
"Aku yakin Tuhan akan selalu menunjukan yang terbaik untukku,
Lewat kamu, Tuhan mengujiku untuk menjadi yang lebih baik,
Dan Tuhan mempertemukan aku dengan kamu disini untuk menjadi satu,
Sekalipun aku disini hanya mampu menjalani tanpa dapat memaksa apa yang tidak seharusnya terjadi,
Namun keyakinanku yang akan mengantarkanku pada kebenarannya,
Bahwa Tuhan memiliki rencara yang jauh lebih indah dari apa yang aku yakini..."

Banyak hal yang sekejap mampu membuat aku bisu dengan tingkahmu. Kamu mampu memberikan hal indah diluar fikirku, jauh lebih indah dari khayalku. Moment langka yang bisa aku dapatkan bersama kamu, kita berjalan melewati hari berada di tempat yang sama berdua menanti mentari menutup hari yang lelah. Menyambut indahnya gemerlap kota di malam yang dingin di kota mati. Disanalah aku bisa melihat utuhnya ragamu dengan jiwamu. Yang dengan halus memperlakukan ku, dengan keras menjagaku, dengan tanggungjawab memastikan keberadaanku sampai dirumahku. Canda tawa manja yang terluapkan, semua kata-kata dan tingkah laku hal yang tak pernah kamu lakukan kepadaku di tempat umum, di depan teman-temanmu tapi bisa kamu lakukan disaat kita berdua. Walaupun di tengah keramaian kota yang menahan kita untuk mengakhiri malam yang indah.

Aku menikmati saat-saat berdua denganmu, menghapus semua keraguanku, menjawab semua tanyaku, dan mampu membuat ku lupa dengan apa yang tlah terjadi, dengan kebenaran atas status hubungan kita. Masa itu yang selalu aku nantikan, hal gila yang mampu kamu lakukan diluar nalarku, hal yang mampu membuat aku takjub dan membuat aku semakin enggan untuk beranjak menjauhimu. Hal kecil yang kamu berikan dengan tiba-tiba itulah yang membuat aku semakin ingin memilikimu. Membuat aku tak henti berjuang, tak henti aku meminta, tak henti aku berdoa untuk dapat berada disisimu selamanya. Sekalipun aku tak pernah tau kapan aku akan mendapatkan jawaban atas semua rasaku.

Berjalan mengikuti langkahnya yang semu, aku tlah berada disini selama dua tahun terakhir. Dalam diam aku tiada henti terus berharap akan kebenarannya. Namun kisah yang tlah membawaku sejauh ini harus aku akhiri, karena waktu ku disini tlah habis untuk terus menunggu dan menunggu..
"Semua berakhir disini tempatku mulai bermimpi,
Hatiku mati disini,
Terdiam dan tak mengerti.. ~ Kota Mati - Peterpan.."
Tak selamanya apa yang kita inginkan dapat kita miliki, tapi ada kalanya kita harus bersikap manis dan menjalani semuanya dengan ikhlas. Walau pahit sekalipun. "Nyatanya kekaguman yang berlebih takkan mampu membawamu memilikinya, dan harapan yang terlalu tinggi pada akhirnya akan mampu membuatmu jatuh. Hidupmu akan lebih indah dari yang kau harapkab, jika kau mampu mengendalikan waktu dan dirimu sendiri.."
Satu hal, aku tidak pernah menyesali atas rasaku dengan apapun yang tlah kita lewati, tlah kita mulai dengan baik dan harus kita akhiri dengan baik. Terimakasih tlah membawaku ke duniamu, walau bagimu aku tak sama dengan sebuah buku tebal dengan cover kusam, tidak mampu menarik perhatianmu untuk melihatnya apalagi untuk kamu membuka dan membacanya. Setiap lembaran kertas dalam buku itu terdapat goresan dan lukisan yang pernah kau tuangkan. Seperti perjalanan kita, ada senyum, tawa, tangis, bahagia, pahit, dan semua hal yang kita lewati. Itu semua menjadi warna dalam hidupku, kamu adalah pelangiku.

Ada saatnya kenangan manis yang bisa aku nikmati dikala aku mengingatmu dimanapun dan kapanpun aku mau, merasakan kebersamaan yang indah bersamamu.
Ada saat aku menangisi mengenang beratnya perjalananku, menghadapi tekadmu dan itu yang mampu menguatkanku.
Walau pada akhirnya kau memilihnya. Dan biarkan bangku di sudut belakang kelas yang menjadi saksi bisu kebersamaan terakhir kita bersama ujian matematika di ruang kisah kita.

Tidak ada komentar: