Tersenyum bersamaan dengan suara handpone yang
berbunyi, aku duduk di sebuah halte yang berada tidak jauh dari sebuah caffe,
dimana ia bekerja. Dalam diamku, tanpa disadari aku mulai memperhatikan setiap
aktivitasnya yang sedang melayani tamu
yang hendak singgah di caffe itu. Keramaian yang membuatku enggan untuk
langsung menemuinya, yaa apalah daya aku hanya seorang gadis yang mengaguminya
dalam diamku tanpa mampu mengejarnya.
Perlahan senja berganti, aku masih termenung bersama
sisa bayangan mentari yang perlahan tengelam dalam air disisi danau. Tanpa aku
sadari seseorang datang menghampiriku, dalam hatiku menerka ku berharap yang
datang itu dia, namun ternyata..
Seorang wanita cantik yang menegurku dengan senyuman
manis dan sapaan hangat, yang membuatku bertanya-tanya siapa dia. Wanita itu
mengajakku berjalan mengikuti langkahnya menuju caffe itu, setelah sesaat
berbincang aku tau satu hal wanita itu.. Tak lain adalah kaka dari pria yang
aku kagumi. Percaya tak percaya tapi inilah kenyataannya, tidak aku pungkiri
aku merasa bahagia mendengarnya, mungkin dengan ini aku mulai berani
mendekatinya tak perlu diam dan hanya melihatnya dari jauh.
Seiring berjalannya waktu, aku tak lagi hanya melihat
caffe itu dari halte seperti biasanya. Perlahan kedekatanku dengan kakanya
semakin akrab, dan itu yang membuatku kini bisa duduk dengan secangkir jeruk
panas yang menemaniku di caffe itu.
Semuanya terasa semakin dekat, tak hanya jarak antara
aku dan dia, tetapi antara rasa itu dengan kenyamanan. Tak hanya kenyamanan
yang aku dapati disana, akupun mulai mengenal ayahnya yang tak asing lagi
bagiku. Disanalah aku merasa aku telah menemukan keluarga kedua. Dengan
perlakuan yang aku terima sejauh ini, dengan kasih sayang yang aku dapati,
walau aku tau tidak dengan kasih sayang dan cinta dari dia, pria yang selama
ini aku puja. Walau begitu, setidaknya aku bahagia bisa melewati hari-hari
bersamanya, aku tak lagi hanya diam menunggunya, aku tak lagi harus melihatnya
dengan batasan jarak, dan aku tak lagi kaku untuk menyapanya. Kini hari-hariku
tak sunyi lagi, karena kini selalu ada canda dan tawanya yang mewarnai
hari-hariku.
Kedekatan ku dengan keluarganya ternyata tak cukup
untuk membuat dia luluh. Aku masih belum bisa sedekat itu dengannya, aku masih
menjadi asing baginya. Entah apa yang mampu membuat aku terjatuh dalam kisah
ini ? Kisah yang tak pernah diduga, dan aku mencintaimu tanpa rencana. Semua
yang kita jalani hanya spontanitas belaka, mencoba mengubah semuanya menjadi
teratur itu sulit. Selalu dan selalu satu hal yang tak henti aku pertanyakan
kepadamu, apa kamu mengharapkan aku ada dihidupmu ? Jika kamu inginkan aku ada
di hidupmu, beritahu aku cara agar aku dapat masuk ke dalam hidupmu. Tapi jika
kamu tak inginkan aku ada di hidupmu, beritahu aku cara tuk melepasmu dan pergi
dari hidupmu.
Perlahan aku mulai mengalihkan rasaku berganti
bersahabat, sekalipun aku tau tak begitu mudah untuk melakukannya selama kamu
masih berada dilingkungan yang sama denganku. Meski iya, aku mampu melupakanmu
saat aku berada jauh darimu. Saat aku tak mampu melihatmu, mendengar suaramu,
tapi.. Disaat kamu selalu ada dihadapku, aku tak mampu tuk mengacuhkanmu begitu
saja, aku tak bisa memalingkan pandangan ku terhadapmu. Dan kenyataannya kita
masih terjebak di tempat yang menjadi saksi mati awal kita dipertemukan.
Disini kita bertemu, banyak kenangan indah yang aku
lewati bersamamu sedari dulu sebelum semua rahasia terungkap dalam publik. Saat
dimana aku menatapmu, melihat ragamu, dengan senyuman manis yang membuat aku
terpikat dan terjebak disini. Saat pertama aku memintamu menemaniku, duduk
disampingku sejak saat itu aku percaya bahwa Kamu bisa menjagaku selama kamu
berada di sampingku. Dan sejak pertama kali kamu meminta nomor telpon ku, dan
mengirim pesan singkat di sela malamku, disaat itulah aku dengan keyakinanku
memilihmmu sebelum aku mengenalmu. Dan tanpa aku tau siapa dirimu yang
sesungguhnya.
Ketika aku menjadi acuh dengan apapun kekuranganmu,
bagaimana keadaanmu, aku melihat itu sebagai kelebihanmu yang meyakinkan aku berdiri
didepanmu. Apakah itu benar rasa sayang ? Ketika kita menjadi buta dengan
apapun yang ada di hadapan kita. Ketika kita tak peduli dengan hasil akhirnya. Yang
ada hanya perjuangan dan usaha. Disini
aku percaya dengan apa yang tlah aku yakini;
"Aku yakin Tuhan akan selalu menunjukan yang
terbaik untukku,
Lewat kamu, Tuhan mengujiku untuk menjadi yang lebih
baik,
Dan Tuhan mempertemukan aku dengan kamu disini untuk
menjadi satu,
Sekalipun aku disini hanya mampu menjalani tanpa dapat
memaksa apa yang tidak seharusnya terjadi,
Namun keyakinanku yang akan mengantarkanku pada
kebenarannya,
Bahwa Tuhan memiliki rencara yang jauh lebih indah
dari apa yang aku yakini..."
Banyak hal yang sekejap mampu membuat aku bisu dengan
tingkahmu. Kamu mampu memberikan hal indah diluar fikirku, jauh lebih indah
dari khayalku. Moment langka yang bisa aku dapatkan bersama kamu, kita berjalan
melewati hari berada di tempat yang sama berdua menanti mentari menutup hari
yang lelah. Menyambut indahnya gemerlap kota di malam yang dingin di kota mati.
Disanalah aku bisa melihat utuhnya ragamu dengan jiwamu. Yang dengan halus
memperlakukan ku, dengan keras menjagaku, dengan tanggungjawab memastikan
keberadaanku sampai dirumahku. Canda tawa manja yang terluapkan, semua
kata-kata dan tingkah laku hal yang tak pernah kamu lakukan kepadaku di tempat
umum, di depan teman-temanmu tapi bisa kamu lakukan disaat kita berdua.
Walaupun di tengah keramaian kota yang menahan kita untuk mengakhiri malam yang
indah.
Aku menikmati saat-saat berdua denganmu, menghapus
semua keraguanku, menjawab semua tanyaku, dan mampu membuat ku lupa dengan apa
yang tlah terjadi, dengan kebenaran atas status hubungan kita. Masa itu yang
selalu aku nantikan, hal gila yang mampu kamu lakukan diluar nalarku, hal yang
mampu membuat aku takjub dan membuat aku semakin enggan untuk beranjak
menjauhimu. Hal kecil yang kamu berikan dengan tiba-tiba itulah yang membuat
aku semakin ingin memilikimu. Membuat aku tak henti berjuang, tak henti aku
meminta, tak henti aku berdoa untuk dapat berada disisimu selamanya. Sekalipun
aku tak pernah tau kapan aku akan mendapatkan jawaban atas semua rasaku.
Berjalan mengikuti langkahnya yang semu, aku tlah
berada disini selama dua tahun terakhir. Dalam diam aku tiada henti terus
berharap akan kebenarannya. Namun kisah yang tlah membawaku sejauh ini harus
aku akhiri, karena waktu ku disini tlah habis untuk terus menunggu dan
menunggu..
"Semua berakhir disini tempatku mulai bermimpi,
Hatiku mati disini,
Terdiam dan tak mengerti.. ~ Kota Mati -
Peterpan.."
Tak selamanya apa yang kita inginkan dapat kita
miliki, tapi ada kalanya kita harus bersikap manis dan menjalani semuanya
dengan ikhlas. Walau pahit sekalipun. "Nyatanya kekaguman yang berlebih
takkan mampu membawamu memilikinya, dan harapan yang terlalu tinggi pada
akhirnya akan mampu membuatmu jatuh. Hidupmu akan lebih indah dari yang kau
harapkab, jika kau mampu mengendalikan waktu dan dirimu sendiri.."
Satu hal, aku tidak pernah menyesali atas rasaku
dengan apapun yang tlah kita lewati, tlah kita mulai dengan baik dan harus kita
akhiri dengan baik. Terimakasih tlah membawaku ke duniamu, walau bagimu aku tak
sama dengan sebuah buku tebal dengan cover kusam, tidak mampu menarik
perhatianmu untuk melihatnya apalagi untuk kamu membuka dan membacanya. Setiap
lembaran kertas dalam buku itu terdapat goresan dan lukisan yang pernah kau
tuangkan. Seperti perjalanan kita, ada senyum, tawa, tangis, bahagia, pahit,
dan semua hal yang kita lewati. Itu semua menjadi warna dalam hidupku, kamu
adalah pelangiku.
Ada saatnya kenangan manis yang bisa aku nikmati
dikala aku mengingatmu dimanapun dan kapanpun aku mau, merasakan kebersamaan
yang indah bersamamu.
Ada saat aku menangisi mengenang beratnya
perjalananku, menghadapi tekadmu dan itu yang mampu menguatkanku.
Walau pada akhirnya kau memilihnya. Dan biarkan bangku
di sudut belakang kelas yang menjadi saksi bisu kebersamaan terakhir kita
bersama ujian matematika di ruang kisah kita.