Class

Kamis, 17 Maret 2016

Di Batas Harap

Dinginnya malam semakin mencekam, larut dalam sunyi, sepi  dalam sendiri. Empat bulan berlalu sudah, kisah yang tlah kau buka kembali setelah sekian lama aku hanya mampu mengubur rasaku dalam diamku. Aku bersama harapku yang dulu pernah aku perjuangkan walau tanpa jawaban.  Mimpi yang pernah ku gantungkan dulu walau akhirnya ku jatuhkan dalam palung terdalam. Kisah yang aku tutup dengan harap tak kembali dalam mimpi yang sama, dengan kenyataan yang sama. Namun, setahun berlalu ketika aku tak lagi berharap dengan semua mimpiku, kau kembali membuka kisah yang tak ingin ku buka lagi.

Tiada lagi harap ketika kau hadir membawa penawar tuk hapuskan luka, ketika kau mengulurkan tanganmu untuk membawaku kembali ke dalam kisah yang sama. Ketika kau mau membuka hati untuk membawaku ke dalam hidupmu. Masih dalam benakku, mimpi itu takkan pernah nyata. Harapku takkan berubah menjadi takdirku. Keraguan yang tersisa masih tak mampu membuatku percaya, bahwa mimpiku ada dalam duniaku, bahwa harapku ada dalam tatapku.

Tak bisa ku pungkiri, aku masih terjebak dalam ruang yang sama. Ruang yang tak pernah bisa aku tinggalkan, sejauh aku melangkahkan kakiku untuk mengubur semua mimpiku, kenyataannya aku tak pernah benar-benar pergi. Masih dalam ruang itu, ruang yang takkan pernah terisi oleh sosok yang tak lebih baik darimu. Tetap dalam ruang pertama yang kutuju untukmu, untuk seorang yang hampir membuat ku mati dalam mimpiku, yang membuatku tak pernah berhenti berjuang dalam khayalku, yang membuatku kalah dengan jiwaku.

Kisah kedua terbuka ketika aku telah memulai meniti mimpi-mimpi ku dari nol. Aku membuka mataku dalam lelapku, berharap aku telah terbangun dari mimpi lama ku. Namun kenyataannya, aku masih terlelap dalam mimpi lamaku. Aku mencoba meyakinkan jiwaku, ketika hati dan fikiranku masih tak sejalan.

Seiring berjalannya waktu, nyatanya bukan jiwaku yang mampu membangunkan ku dari mimpiku. Keyakinanmu yang mampu membuatku kembali tegak berdiri dalam kisah yang sama. Dan harapmu yang membuatku percaya akan adanya kesempatan kedua. Meskipun keyakinan itu masih terkalahkan dengan keraguan akan kebenaran itu.

Waktu terus berputar, aku masih disini denganmu. Mencoba menyatukan mimpi yang pernah mati. Mencoba menyatukan jiwa yang pernah saling mengagumi dalam diam. Dan mencoba bersatu membawa kisah rahasia dalam diam ke dunia nyata. Sekalipun kenyataannya, yang ada di depan mata takkan bisa tergapai dengan mudahnya.

Aku tlah menyerah jika untuk kembali berjuang,
Aku tlah lelah jika untuk kembali menanti,
Aku tlah habis kata jika untuk kembali bercerita,
dan aku tlah habis waktu jika untuk kembali mengulas tangis dalam harapku.
Jalan yang tlah kau pilih masih membawaku tersesat dalam tujuanku, tanpa aku tau arah tujuanmu. Kita masih terjebak dalam ego tanpa kata, kita masih terbawa kabut dalam pekatnya langit tanpa cahaya. Tiada kata yang kau ucap, tiada harap yang kau bagi, tiada kasih yang kau beri, tiada tujuan yang tak pasti.

Bait puisi yang kau lantunkan seakan membawa pelangi dibalik hujan, indah ? iya begitu indah. Namun, adakah langkah kecil dari mu untuk membuatnya benar-benar indah ?. Adakah kepastian yang dapat kau berikan diatas semua harapku ?. Dan, adakah jawaban dari semua tanyaku ?. Dapatkah kau kembalikan keyakinanku setinggi harapku dulu.! Aku yang dulu tegak berdiri dengan mimpiku.

Keidahan yang kau beri nyatanya tak sepenuhnya aku dapatkan, dibalik itu masih ada batas pemisah diantara kita. Aku tak pernah tau, apakah dengan ini semua keindahan itu akan dapat aku miliki seutuhnya kelak ?. Ataukah tetap akan menjadi sebuah harapan kosong di batas waktu. Dalam diam ku, aku tak henti bertanya tentang apa yang aku jalani saat ini. Akankah aku tertawa di tempat tujuanku, ataukah aku menangis di akhir harapku.

Jika aku dapat berkuak dengan amarah tanpa arah, ingin ku ungkap kata dalam seru, tolong...
Jangan bawa aku dengan mimpi yang semakin dalam,
Jangan bawa aku dengan khayalan yang tinggi,
Jangan bawa aku terlarut dengan kata,
Jangan bawa aku dalam kisah semu,
Jangan bawa aku untuk terjatuh kembali di tempat yang sama,
dan jangan bawa aku kembali dalam sesal yang sama.
Karena kembali terjebak dalam ruang yang sama, kisah yang sama tidak seindah itu. Dan aku lelah terus berharap dalam kisah rahasia. Kisah yang kembali ke titik dimana aku terjatuh dalam rasaku.

Jika aku dapat meminta, aku takkan meminta untuk dipertemukan denganmu kembali di kisah yang sama. Namun, aku tak dapat meminta karena dalam hidup ini aku hanya dapat menjalani dan meyakini apa yang seharusnya aku yakini. Sekalipun aku tau apa yang aku yakini tidak sama dengan apa yang kau yakini. Setidaknya beri aku arah kemana seharusnya aku melangkah.

Pada akhirnya aku menyadari apa yang ada di hadapku hanya fatamorgana semata. 
Aku melihat apa yang tidak orang lain lihat.
Aku mendengar apa yang tidak orang lain dengar.
Dan aku menjalani apa yang tidak orang lain ketahui.
Aku terus berjalan tanpa tau kapan berhenti.
Aku masih terjebak tanpa tau kapan akan terbebas.
Dan aku masih Tertegak dengan Harapku dalam ruang tanpa batas. 

Tidak ada komentar: