Dinginnya malam semakin
mencekam, larut dalam sunyi, sepi dalam
sendiri. Empat bulan berlalu sudah, kisah yang tlah kau buka kembali setelah
sekian lama aku hanya mampu mengubur rasaku dalam diamku. Aku bersama harapku
yang dulu pernah aku perjuangkan walau tanpa jawaban. Mimpi yang pernah ku gantungkan dulu walau
akhirnya ku jatuhkan dalam palung terdalam. Kisah yang aku tutup dengan harap
tak kembali dalam mimpi yang sama, dengan kenyataan yang sama. Namun, setahun
berlalu ketika aku tak lagi berharap dengan semua mimpiku, kau kembali membuka
kisah yang tak ingin ku buka lagi.
Tiada lagi harap ketika
kau hadir membawa penawar tuk hapuskan luka, ketika kau mengulurkan tanganmu
untuk membawaku kembali ke dalam kisah yang sama. Ketika kau mau membuka hati
untuk membawaku ke dalam hidupmu. Masih dalam benakku, mimpi itu takkan pernah
nyata. Harapku takkan berubah menjadi takdirku. Keraguan yang tersisa masih tak
mampu membuatku percaya, bahwa mimpiku ada dalam duniaku, bahwa harapku ada
dalam tatapku.
Tak bisa ku pungkiri, aku
masih terjebak dalam ruang yang sama. Ruang yang tak pernah bisa aku
tinggalkan, sejauh aku melangkahkan kakiku untuk mengubur semua mimpiku,
kenyataannya aku tak pernah benar-benar pergi. Masih dalam ruang itu, ruang
yang takkan pernah terisi oleh sosok yang tak lebih baik darimu. Tetap dalam
ruang pertama yang kutuju untukmu, untuk seorang yang hampir membuat ku mati
dalam mimpiku, yang membuatku tak pernah berhenti berjuang dalam khayalku, yang
membuatku kalah dengan jiwaku.
Kisah kedua terbuka ketika
aku telah memulai meniti mimpi-mimpi ku dari nol. Aku membuka mataku dalam
lelapku, berharap aku telah terbangun dari mimpi lama ku. Namun kenyataannya,
aku masih terlelap dalam mimpi lamaku. Aku mencoba meyakinkan jiwaku, ketika hati
dan fikiranku masih tak sejalan.
Seiring berjalannya waktu,
nyatanya bukan jiwaku yang mampu membangunkan ku dari mimpiku. Keyakinanmu yang
mampu membuatku kembali tegak berdiri dalam kisah yang sama. Dan harapmu yang
membuatku percaya akan adanya kesempatan kedua. Meskipun keyakinan itu masih
terkalahkan dengan keraguan akan kebenaran itu.
Waktu terus berputar, aku
masih disini denganmu. Mencoba menyatukan mimpi yang pernah mati. Mencoba
menyatukan jiwa yang pernah saling mengagumi dalam diam. Dan mencoba bersatu
membawa kisah rahasia dalam diam ke dunia nyata. Sekalipun kenyataannya, yang
ada di depan mata takkan bisa tergapai dengan mudahnya.
Aku tlah menyerah jika
untuk kembali berjuang,
Aku tlah lelah jika untuk
kembali menanti,
Aku tlah habis kata jika
untuk kembali bercerita,
dan aku tlah habis waktu
jika untuk kembali mengulas tangis dalam harapku.
Jalan yang tlah kau pilih
masih membawaku tersesat dalam tujuanku, tanpa aku tau arah tujuanmu. Kita
masih terjebak dalam ego tanpa kata, kita masih terbawa kabut dalam pekatnya
langit tanpa cahaya. Tiada kata yang kau ucap, tiada harap yang kau bagi, tiada
kasih yang kau beri, tiada tujuan yang tak pasti.
Bait puisi yang kau
lantunkan seakan membawa pelangi dibalik hujan, indah ? iya begitu indah.
Namun, adakah langkah kecil dari mu untuk membuatnya benar-benar indah ?.
Adakah kepastian yang dapat kau berikan diatas semua harapku ?. Dan, adakah
jawaban dari semua tanyaku ?. Dapatkah kau kembalikan keyakinanku setinggi
harapku dulu.! Aku yang dulu tegak berdiri dengan mimpiku.
Keidahan yang kau beri
nyatanya tak sepenuhnya aku dapatkan, dibalik itu masih ada batas pemisah
diantara kita. Aku tak pernah tau, apakah dengan ini semua keindahan itu akan
dapat aku miliki seutuhnya kelak ?. Ataukah tetap akan menjadi sebuah harapan
kosong di batas waktu. Dalam diam ku, aku tak henti bertanya tentang apa yang
aku jalani saat ini. Akankah aku tertawa di tempat tujuanku, ataukah aku
menangis di akhir harapku.
Jika aku dapat berkuak
dengan amarah tanpa arah, ingin ku ungkap kata dalam seru, tolong...
Jangan bawa aku dengan
mimpi yang semakin dalam,
Jangan bawa aku dengan
khayalan yang tinggi,
Jangan bawa aku terlarut
dengan kata,
Jangan bawa aku dalam kisah
semu,
Jangan bawa aku untuk
terjatuh kembali di tempat yang sama,
dan jangan bawa aku
kembali dalam sesal yang sama.
Karena kembali terjebak
dalam ruang yang sama, kisah yang sama tidak seindah itu. Dan aku lelah terus
berharap dalam kisah rahasia. Kisah yang kembali ke titik dimana aku terjatuh
dalam rasaku.
Jika aku dapat meminta,
aku takkan meminta untuk dipertemukan denganmu kembali di kisah yang sama. Namun,
aku tak dapat meminta karena dalam hidup ini aku hanya dapat menjalani dan
meyakini apa yang seharusnya aku yakini. Sekalipun aku tau apa yang aku yakini
tidak sama dengan apa yang kau yakini. Setidaknya beri aku arah kemana
seharusnya aku melangkah.
Pada akhirnya aku
menyadari apa yang ada di hadapku hanya fatamorgana semata.
Aku melihat apa
yang tidak orang lain lihat.
Aku mendengar apa yang
tidak orang lain dengar.
Dan aku menjalani apa yang
tidak orang lain ketahui.
Aku terus berjalan tanpa tau kapan berhenti.
Aku masih terjebak tanpa tau kapan akan terbebas.
Dan aku masih Tertegak dengan Harapku dalam ruang tanpa batas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar