Class

Senin, 14 Maret 2016

Menggenggam tanpa Memiliki

Gemercik deru air, alunan lembut angin menggoyahkan barisan pepohonan serta kesejukan sang alam yang mengiringi kebersamaan kita. Kita bertenduh di bawah rindangnya pohon dengan kesunyian alam yang membuatku seakan ingin terlelap di bahumu. Kabutpun perlahan semakin turun, Dinginnya semakin terasa namun tak memecah kebersamaan kita, sedikit candaan kecil yang menghangatkan suasana. Di tempat itu kita melakangkah, memulai cerita yang sesungguhnya membuat nyata sebuah harapan yang tersisa dalam kenangan.
Terdiam aku dalam rangkaian kisahmu, tersenyum seketika kau menoleh dan tersenyum menatapku. Kau duduk disampingku tanpa ragu, ku terdiam membisu seakan tak percaya alam menyatukan kita ditempat ini. Berjalan mengikuti setapak jalan berbatu, ku terkejut kala kau mengulurkan tanganmu untuk menggenggamku mengiringi langkahku dalam ayunan  tanganmu. Kita terus berjalan menuruni  anak tangga langkah demi langkah sampai kita sampai di mata air kehidupan.
Seketika tersadari bahwa Allah tlah mengatur semuanya, keindahan, kesejukan, kebahagiaan semua yang kita ingin kita tuju memiliki proses. Akan ada jalan yang menuntun kita, sekalipun terjal, jauh, dalam, kita lewati langkah demi langkah, tahap demi tahap, sampai dimana kita sampai pada tujuan kita. Begitupun dengan mimpiku yang tlah jauh aku simpan, aku melewati proses itu sekalipun aku tak pernah tau di titik akan berhenti. Di titik inilah kau menuntunku membuka kisah baru, kau mulai mengisi hari-hariku, mencoba memahami hidupku yang dulu tak pernah kau lihat.
Semenjak kehadiranmu yang mengembalikan semua harapan ku, aku merasa mendapatkan hidupku kembali tanpa aku tau apa yang tlah hilang. Sejuta mimpi yang pernah ku tinggal mati, perlahan kepingan mimpi itu kembali ku rangkai lagi dengan angan dan asa yang baru. Seiring waktu bergulir pelahan aku menemukan apa yang tak pernah aku cari. Aku menemukan kebenaran atas ragamu. Raga yang pernah aku lihat namun tidak dengan jiwanya. Aku percaya bahwa waktu menuntun mu kembali untuk menggenggamku dan membawaku kedalam mimpi besarku. Sekalipun aku tau, kamu tidak pernah menyadari takdir yang membawamu berdiri disini.
Kita terhanyut dalam alunan rasa, kenyamanan baru yang kau bawa membuatku terjatuh dalam pelukkanmu. Perhatian kecil yang kau sampaikan lewat patahan kata singkat tanpa mengurangi arti dari sayangmu.
Canda tawa yang kau lukis di hari-hariku, membawa pelangi  baru dalam langit hatiku. Sapaan hangatmu membuka hariku memberi semangat baru dalam menjalani hidup. Salam termanismu yang senantiasa menutup hariku melelapkanku dalam menata mimpiku. Kebebasan yang kau berikan membuatku tegak berdiri di titik ini dan tak ingin beranjak dari ruang yang membawaku berjalan bersamamu disini. Keteguhanmu yang meyakinkan ku bahwa aku tlah sampai pada batas mimpi yang aku nantikan. Rangkulanmu yang menghangatkan ku kala aku terjebak dalam dinginnya alam. Genggamanmu yang membangunkan ku kala aku terjatuh dalam terjalnya jalan kehidupan. Keyakinanmu yang menuntunku kala aku tersesat dalam khilafku.
Waktu terus berganti, bulanpun berganti tanpa aku sadari aku tlah berjalan cukup lama. Empat bulan berlalu aku melewati waktu dengan mimpiku namun kenyataannya aku tak pernah beranjak dari tempat itu. Aku masih disini dengan sudut pandangku yang tak berubah terhadapmu.
Aku menikmati detik waktu yang kau luangkan untukku, sekalipun aku tak dapat menyentuh ragamu.Terbangun aku dalam lelapku, tersenyum dalam diamku, menyadari keindahan itu masih belum nyata. Kala rindu itu hadir, terlintas bayangmu dalam benakku, ingin tuk sekedar bertemu melepas rindu namun jarak membatasi itu. Ketika aku harus memendam rinduku, menyimpan keluh kesahku, kala kau disana dengan sejuta aktivitasmu yang tak aku taui, tersadar aku tak memiliki hak atas waktumu.
Saat ini, aku telah menggenggam hatimu juga mimpimu, namun aku sadari aku belum benar-benar memilikimu. Kita berjalan diatas alur sang penyair, Kita berlari tanpa ikatan, kita merangkai mimpi seindah pelangi, namun kita masih terjebak dalam ruang gelap tanpa cahaya. Aku tau kapanpun itu, waktu dapat terhenti seketika dan merubah apapun yang tlah berhasil kita bangun. Dan hasil akhirnya hanya akan berujung pada dua hal, terus berlari sampai ke  garis finish atau berjalan mundur dan berhenti dititik nol. Saat itu pula aku menyadari semua yang tlah aku genggam saat ini, kenyataannya tak pernah aku miliki. Bahwa nyatanya mimpi itu tak pernah benar-benar terjadi.
Terus bertahan dalam kisah tanpa ikatan tidaklah mudah, namun semua keindahan yang tlah kau berikan melebihi apapun yang aku impikan, semua hal yang kita lewati bersama terlalu nyata sekalipun kenyataannya aku masih bukan siapa-siapa bagimu.
Keyakinan ku akan roda kehidupan yang terus berputar, menguatkan ku untuk menikmati apa yang tlah aku genggam saat ini. Walau aku tau seketika roda itu dapat terhenti dan aku harus melepaskan genggamanku. Kita berjalan dengan merangkai mimpi dibalik jalan tak berarah, kita masih berputar di satu titik tanpa tau kemana akan pergi.
Sampai akhirnya Waktu yang menyadarkan ku bahwa aku tidak pernah benar-benar sampai pada batas mimpiku, mimpi yang membawaku tersesat dalam kilauan cahaya . Dan, kenyataannya aku tidak tergenggam dengan mimpiku.

January, 2016

Tidak ada komentar: