Gemercik deru air, alunan lembut angin
menggoyahkan barisan pepohonan serta kesejukan sang alam yang mengiringi
kebersamaan kita. Kita bertenduh di bawah rindangnya pohon dengan kesunyian
alam yang membuatku seakan ingin terlelap di bahumu. Kabutpun perlahan semakin
turun, Dinginnya semakin terasa namun tak memecah kebersamaan kita, sedikit
candaan kecil yang menghangatkan suasana. Di tempat itu kita melakangkah,
memulai cerita yang sesungguhnya membuat nyata sebuah harapan yang tersisa
dalam kenangan.
Terdiam aku dalam rangkaian kisahmu,
tersenyum seketika kau menoleh dan tersenyum menatapku. Kau duduk disampingku
tanpa ragu, ku terdiam membisu seakan tak percaya alam menyatukan kita ditempat
ini. Berjalan mengikuti setapak jalan berbatu, ku terkejut kala kau mengulurkan
tanganmu untuk menggenggamku mengiringi langkahku dalam ayunan tanganmu. Kita terus berjalan menuruni anak tangga langkah demi langkah sampai kita
sampai di mata air kehidupan.
Seketika tersadari bahwa Allah tlah
mengatur semuanya, keindahan, kesejukan, kebahagiaan semua yang kita ingin kita
tuju memiliki proses. Akan ada jalan yang menuntun kita, sekalipun terjal,
jauh, dalam, kita lewati langkah demi langkah, tahap demi tahap, sampai dimana
kita sampai pada tujuan kita. Begitupun dengan mimpiku yang tlah jauh aku
simpan, aku melewati proses itu sekalipun aku tak pernah tau di titik
akan berhenti. Di titik inilah kau menuntunku membuka kisah baru, kau mulai
mengisi hari-hariku, mencoba memahami hidupku yang dulu tak pernah kau lihat.
Semenjak kehadiranmu yang mengembalikan
semua harapan ku, aku merasa mendapatkan hidupku kembali tanpa aku tau apa yang
tlah hilang. Sejuta mimpi yang pernah ku tinggal mati, perlahan kepingan mimpi
itu kembali ku rangkai lagi dengan angan dan asa yang baru. Seiring waktu
bergulir pelahan aku menemukan apa yang tak pernah aku cari. Aku menemukan
kebenaran atas ragamu. Raga yang pernah aku lihat namun tidak dengan jiwanya.
Aku percaya bahwa waktu menuntun mu kembali untuk menggenggamku dan membawaku
kedalam mimpi besarku. Sekalipun aku tau, kamu tidak pernah menyadari takdir
yang membawamu berdiri disini.
Kita terhanyut dalam alunan rasa,
kenyamanan baru yang kau bawa membuatku terjatuh dalam pelukkanmu. Perhatian
kecil yang kau sampaikan lewat patahan kata singkat tanpa mengurangi arti dari
sayangmu.
Canda tawa yang kau lukis di hari-hariku,
membawa pelangi baru dalam langit
hatiku. Sapaan hangatmu membuka hariku memberi semangat baru dalam menjalani
hidup. Salam termanismu yang senantiasa menutup hariku melelapkanku dalam
menata mimpiku. Kebebasan yang kau berikan membuatku tegak berdiri di titik ini
dan tak ingin beranjak dari ruang yang membawaku berjalan bersamamu disini. Keteguhanmu
yang meyakinkan ku bahwa aku tlah sampai pada batas mimpi yang aku nantikan. Rangkulanmu
yang menghangatkan ku kala aku terjebak dalam dinginnya alam. Genggamanmu yang
membangunkan ku kala aku terjatuh dalam terjalnya jalan kehidupan. Keyakinanmu
yang menuntunku kala aku tersesat dalam khilafku.
Waktu terus berganti, bulanpun berganti
tanpa aku sadari aku tlah berjalan cukup lama. Empat bulan berlalu aku melewati
waktu dengan mimpiku namun kenyataannya aku tak pernah beranjak dari tempat
itu. Aku masih disini dengan sudut pandangku yang tak berubah terhadapmu.
Aku menikmati detik waktu yang kau luangkan
untukku, sekalipun aku tak dapat menyentuh ragamu.Terbangun aku dalam lelapku,
tersenyum dalam diamku, menyadari keindahan itu masih belum nyata. Kala rindu
itu hadir, terlintas bayangmu dalam benakku, ingin tuk sekedar bertemu melepas
rindu namun jarak membatasi itu. Ketika aku harus memendam rinduku, menyimpan
keluh kesahku, kala kau disana dengan sejuta aktivitasmu yang tak aku taui,
tersadar aku tak memiliki hak atas waktumu.
Saat ini, aku telah menggenggam hatimu juga
mimpimu, namun aku sadari aku belum benar-benar memilikimu. Kita berjalan
diatas alur sang penyair, Kita berlari tanpa ikatan, kita merangkai mimpi
seindah pelangi, namun kita masih terjebak dalam ruang gelap tanpa cahaya. Aku
tau kapanpun itu, waktu dapat terhenti seketika dan merubah apapun yang tlah
berhasil kita bangun. Dan hasil akhirnya hanya akan berujung pada dua hal,
terus berlari sampai ke garis finish
atau berjalan mundur dan berhenti dititik nol. Saat itu pula aku menyadari
semua yang tlah aku genggam saat ini, kenyataannya tak pernah aku miliki. Bahwa
nyatanya mimpi itu tak pernah benar-benar terjadi.
Terus bertahan dalam kisah tanpa ikatan
tidaklah mudah, namun semua keindahan yang tlah kau berikan melebihi apapun
yang aku impikan, semua hal yang kita lewati bersama terlalu nyata sekalipun
kenyataannya aku masih bukan siapa-siapa bagimu.
Keyakinan ku akan roda kehidupan yang terus
berputar, menguatkan ku untuk menikmati apa yang tlah aku genggam saat ini.
Walau aku tau seketika roda itu dapat terhenti dan aku harus melepaskan
genggamanku. Kita berjalan dengan merangkai mimpi dibalik jalan tak berarah,
kita masih berputar di satu titik tanpa tau kemana akan pergi.
Sampai akhirnya Waktu yang menyadarkan ku
bahwa aku tidak pernah benar-benar sampai pada batas mimpiku, mimpi yang
membawaku tersesat dalam kilauan cahaya . Dan, kenyataannya aku tidak
tergenggam dengan mimpiku.
January, 2016
January, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar